Sponsor Temen2 :

Jumat, 02 November 2012

Blog Tante Bugil

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Blog Tante Bugil
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Blog Tante Bugil
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...

Gejolak Nafsu Terpendam

Ini adalah pengalamanku yang kesekian kalinya bersetubuh dengan wanita setengah baya. Kejadiannya pada saat kenaikkan kelas, aku mendapat liburan satu bulan dari sekolah. Untuk mengisi waktu liburanku, aku mengiyakan ajakan Mas Iwan sopir Pak RT tetanggaku untuk berlibur dikampungnya. Disebuah desa di Jawa Barat. Katanya, sekalian mau nengok istrinya. Aku tertarik omongan Mas Iwan bahwa gadis-gadis di kampungnya cantik-cantik dan mulus-mulus. Aku ingin buktikan omongannya. Dengan mobil pinjaman dari ayahku, kami berangkat ke sana. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sekitar jam 17.00 WIB kami tiba di kampungnya. Rumah Mas Iwan berada cukup jauh dari rumah tetangganya. Rumahnya cukup bagus, untuk ukuran di kampung, bentuknya memanjang. di rumah Mas Iwan kami disambut oleh Mbak Irma, istrinya dan Tante Sari mertuanya. Ternyata Mbak Irma, istri Mas Iwan, seorang perempuan yang sangat cantik. Kulitnya putih bersih dan bodynya sangat sexy. Sedangkan Tante Sari tak kalah cantiknya dengan Mbak Irma. Meskipun sudah berumur empat puluhan, kecantikannya belum pudar. Bodynya tak kalah dengan gadis remaja. Oh ya, Tante Sari bukanlah ibu kandung Mbak Irma. Tante Sari kimpoi dengan Bapak Mbak Irma, setelah ibu kandung Mbak Irma meninggal. Tapi setelah lima tahun menikah, bapak Mbak Irma yang meninggal, karena sakit. Jadi sudah sepuluh tahun Tante Sari menjanda. Sekitar jam 20.00 WIB, Mas Iwan mengajakku makan malam ditemani Mbak Irma dan Tante Sari. Sambil makan kami ngobrol diselingi gelak tawa. Walaupun kami baru kenal, tapi karena keramahan mereka kami serasa sudah lama kenal. Selesai makan malam Mas Iwan dan Mbak Irma permisi mau tidur. Mungkin mereka sudah tak sabar melepaskan hasrat yang sudah lama tak tersalurkan. Tinggal aku dan Tante Sari yang melanjutkan obrolan. Tante Sari mengajakku pindah ke ruang tamu. Pas di depan kamar Mas Iwan. Saat itu Tante Sari hanya mengenakan baju tidur transparan tanpa lengan. Hingga samar-samar aku dapat melihat lekuk-lekuk tubuhnya yang sexy. Tante Sari duduk seenaknya hingga gaunnya sedikit tersingkap. Aku yang duduk dihadapannya dapat melihat paha mulusnya, membangkitkan nafsu birahiku. Penisku menegang dari balik celanaku. Tante Sari membiarkan saja aku memelototi paha mulusnya. Bahkan dia semakin lebar saja membuka pahanya. Semakin malam obrolan kami semakin hangat. Tante Sari menceritakan, semenjak suaminya meninggal, dia merasa sangat kesepian. Dan aku semakin bernafsu mendengar ceritanya, bahwa untuk menyalurkan hasrat birahinya, dia melakukan onani. Kata-katanya semakin memancing nafsu birahiku. Aku tak tahan, nafsu birahiku minta dituntaskan. Akupun pergi kekamar mandi. Sampai di kamar mandi, kukeluarkan penisku dari balik celanaku. Kukocok-kocok sekitar lima belas menit. Dan crot! crot! crot! Spermaku muncrat kelantai kamar mandi. Lega sekali rasanya. Setelah menuntaskan hasratku, aku balik lagi ke ruang tamu. Alangkah terkejutnya aku. Disana di depan jendela kamar Mas Iwan yang kordennya sedikit terbuka kulihat Tante Sari sedang mengintip ke dalam kamar, Mas Iwan yang sedang bersetubuh dengan istrinya. Nafas Tante Sari naik turun, tangannya sedang meraba-raba buah dadanya. Nafsu birahiku yang tadi telah kutuntaskan kini bangkit lagi melihat pemandangan di depanku. Tanpa berpikir panjang, kudekap tubuh Tante Sari dari belakang, hingga penisku yang sudah menegang menempel hangat pada pantatnya, hanya dibatasi celanaku dan gaun tidurnya. Tanganku mendekap erat pinggang rampingnya. Dia hanya menoleh sekilas, kemudian tersenyum padaku. Merasa mendapat persetujuan, aku semakin berani. Kupindahkan tanganku dan kususupkan kebalik celana dalamnya. Kuraba-raba bibir vaginanya. “Ohh… Don… Enakk,” desahnya, ketika kumasukkan jari-jariku ke dalam lubang vaginanya yang telah basah. Setelah puas memainkan jari-jariku dilubang vaginanya, kulepaskan dekapan dari tubuhnya. Kemudian aku berjongkok di belakangnya. Kusingkapkan gaun tidurnya dan kutarik celana dalamnya hingga terlepas. Kudekatkan wajahku ke lubang vaginanya. Kusibakkan bibir vaginanya lalu kujulurkan lidahku dan mulai menjilati lubang vaginanya dari belakang, sambil kuremas-remas pantatnya. Tante Sari membuka kedua pahanya menerima jilatan lidahku. Inilah vagina terindah yang pernah kurasakan. “Oohh… Don… Nik… mat,” suara Tante Sari tertahan merasakan nikmat ketika lidahku mencucuk-cucuk kelentitnya. Dan kusedot-sedot bibir vaginanya yang merah. “Ohh… Don… Luarr… Biasaa… Enakk… Sedott… terus,” pekiknya semakin keras. Cairan kelamin mulai mengalir dari vagina Tante Sari. Hampir setiap jengkal vaginanya kujilati tanpa tersisa. Tante Sari menarik vaginanya dari bibirku, kemudian membalikkan tubuhnya sambil memintaku berdiri. Dia mendorong tubuhku ke dinding. Dengan cekatan ditariknya celanaku hingga terlepas, maka penisku yang sudah tegang, mengacung tegak dengan bebasnya. “Ohh… Luar biaassaa… Don… Besar sekali,” serunya kagum. “Isepp… Tante, jangan dipandang aja,” pintaku. Tante Sari mengabulkan permintaanku. Sambil melepaskan gaun tidurnya, dia lalu berjongkok dihadapanku. Wajahnya pas di depan selangkanganku. Tangan kirinya mulai mengusap-usap dan meremas-remas buah pelirku. Sedangkan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku dengan irama pelan tapi pasti. Mulutnya didekatkan kepenisku dan dia mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku. Aku meringis merasakan geli yang membuat batang penisku semakin tegang. “Ohh… Akhh… Tan… Te… Nikk.. matt,” seruku tertahan, ketika Tante Sari mulai memasukkan penisku kemulutnya. Mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang besar dan panjang. penisku keluar masuk di mulutnya. Tante Sari sungguh lihai memainkan lidahnya. Aku dibuatnya seolah-olah terbang keawang-awang. Tante Sari melepaskan penisku dari kulumannya setelah sekitar lima belas menit. Kemudian dia memintaku duduk dilantai. Dia lalu naik kepangkuanku dengan posisi berhadapan. Diraihnya batang penisku, dituntunnya ke lubang vaginanya. Perlahan-lahan dia mulai menurunkan pantatnya. Kurasakan kepala penisku mulai memasuki lubang yang sempit. Penisku serasa dijepit dan dipijit-pijit. Mungkin karena sudah sepuluh tahun tidak pernah terjamah laki-laki. Meski agak susah, akhirnya amblas juga seluruh batang penisku ke dalam lubang vaginanya. Tante Sari mulai menaik-turunkan pantatnya, dengan irama pelan. Diiringi desahan-desahan lembut penuh birahi. Sesekali dia memutar-mutar pantatnya, penisku serasa diaduk-aduk dilubang vaginanya. Aku tak mau kalah, kuimbangi gerakkannya dengan menyodok-nyodokkan pantatku ke atas. Seirama gerakkan pantatnya. Oh, senangnya melihat penisku sedang keluar masuk vaginanya. Bibirku menjilati buah dadanya secara bergantian, sedangkan tanganku mendekap erat pinggangnya. Semakin lama semakin cepat Tante Sari menaik turunkan pantatnya. Nafasnya tersengal-sengal. Dan kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin keras. “Ohh… Don… Aku… Mau… Keluarr,” pekiknya. “Tahan… Tan… Te… Akuu… Belumm… Mauu,”sahutku. “Akuu… Tak… Tahann… Sayang,” teriaknya keras. Tangannya mencengkeram keras punggungku. “Akuu… Ke… Ke… Luarr… Sayangg,” jeritnya panjang. Tante Sari tak dapat menahan orgasmenya, dari vaginanya mengalir cairan yang membasahi seluruh dinding vaginanya. Tante sari turun dari pangkuanku lalu merebahkan tubuhnya dipangkuan. Kepalanya berada pas diselangkanganku. Tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku. Dan mulutnya mengulum kepala penisku dengan lahapnya. Perlakuannya pada penisku membuat penisku berkedut-kedut. Seakan-akan ada yang mendesak dari dalam mau keluar. Dan kurasakan orgasmeku sudah dekat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkanganku. Hingga penisku semakin dalam masuk kemulutnya. “Akhh… Tante… Akuu… Mau keluarr,” teriakku. “Keluarin… Dimulutku sayang,” sahutnya. Tante sari semakin cepat mengocok dan mengulum batang penisku. Diiringi jeritan panjang, spermaku muncrat ke dalam mulutnya. “Ohh… Kamu… Hebatt… Don, aku puas,” pujinya, tersenyum ke arahku. Tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati dan menelan sisa-sisa spermaku. Suara ranjang berderit di dalam kamar, membuat kami bergegas memakai pakaian dan pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Kemudian masuk ke kamar Masing-masing. Beberapa menit kemudian kudengar langkah kaki Mbak Irma ke kamar mandi. Dari balik jendela kamarku dapat kulihat Mbak Irma hanya mengenakan handuk yang yang dililitkan ditubuhnya. Memperlihatkan paha mulus dan tubuh sexynya. Membuatku mengkhayal, alangkah senangnya bisa bersetubuh dengan Mbak Irma. Sekitar jam 02.00 dinihari, aku terbangun ketika kurasakan ada yang bergerak-gerak di selangkanganku. Rupanya Tante Sari sedang asyik mengelus-elus buah pelirku dan menjilati batang penisku. “Akhh… terus… Tante… terus,” gumanku tanpa sadar, ketika dia mulai mengulum batang penisku. Dengan rakus dia melahap penisku. Sekitar sepuluh menit berlalu kutarik penisku dari mulutnya. Kusuruh dia menungging, dari belakang kujilati lubang vaginanya, bergantian dengan lubang anusnya. Setelah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya yang basah dan memerah. Sedikit demi sedikit penisku memasuki lubang vaginanya. Semakin lama semakin dalam, hingga seluruh batang penisku amblas tertelan lubang vaginanya. Aku mulai memaju mundurkan pantatku, hingga penisku keluar masuk lubang vaginanya. Sambil kuremas-remas pantatnya. “Ooh… Don… Nikk… Matt… Bangett,” rintihnya. Aku semakin bernafsu memaju mundurkan pantatku. Tante sari mengimbangi gerakkanku dengan memaju mundurkan juga pantatnya, seirama gerakkan pantatku. Membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Semakin lama semakin cepat gerakkan pantatnya. “Don… Donnii… Akuu… Tak… Tahann,” jeritnya. “Akuu… Mauu… Ke… Keluarr,” imbuhnya. Kurasakan vaginanya berkedut-kedut dan menjepit penisku. Tangannya mencengkeram dengan keras diranjang. “Ooh… Oo… Aku… Keluarr,” lolongnya panjang. Dan kurasakan ada cairan yang merembes membasahi dinding-dinding vaginanya. Tante Sari terlalu cepat orgasme, sedangkan aku belum apa-apa. Aku tak mau rugi, aku harus puas, pikirku. Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kuarahkan ke lubang anusnya. “Akhh… Donn… Jangann… Sakitt,” teriaknya, ketika kepala penisku mulai memasuki lubang anusnya. Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku lebih keras hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Dan kurasakan nikmatnya jepitan lubang anusnya yang sempit. Perlahan-lahan aku mulai menarik dan mendorong pantatku, sambil memasukkan jari-jariku ke lubang vaginanya. Tante sari menjerit-jerit merasakan nikmat dikedua lubang bawahnya. “Enak khan Tante?” tanyaku. “Hemm… Enakk… Banget… Sayang,” sahutnya sedikit tersipu malu. Semakin lama semakin cepat kusodok lubang anusnya. Sambil kutepuk-tepuk pantatnya. Kurasakan penisku berkedut-kedut ketika orgasmeku akan tiba dan crott! crott! crott! Kutumpahkan spermaku dilubang anusnya. “Penismu yang pertama sayang, memasuki lubang anusku,” katanya sambil membalikkan tubuhnya dan tersenyum padaku. “Kamu luar biasa Don, belum pernah kurasakan nikmatnya bersetubuh seperti ini,” imbuhnya. “Tante mau khan, setiap malam kusetubuhi?” tanyaku. “Siapa yang menolak diajak enak,” sahutnya seenaknya. Sejak saat itu, hampir setiap malam kusetubuhi Tante sari. Ibu tiri Mbak Irma yang haus sex, yang hampir sepuluh tahun tidak dinikmatinya, sejak kematian suaminya. Tak terasa sudah lima hari aku berada di rumah Mas Iwan. Selama lima hari pula aku menikmati tubuh Tante Sari, mertuanya yang haus sex. Tante Sari yang sepuluh tahun menjanda, betul-betul puas dan ketagihan bersetubuh denganku. Meski telah berusia setengah baya, tapi nafsu birahinya masih meletup-letup, tak kalah dengan gadis remaja. Sore itu, sehabis mandi dan berpakaian, Mas Iwan mengajakku jalan-jalan. Katanya mau ketemu seorang teman yang sudah lama dirindukannya. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, sampailah kami di rumah teman Mas Iwan. Sebuah rumah yang berada dikawasan yang cukup elite. Kedatangan kami disambut dua orang wanita kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira. Keduanya sama-sama cantik dan sexy. Mas Iwan memperkenalkanku pada kedua teman wanitanya. “Mas Iwan, aku kangen banget,” katanya sambil memeluk Mas Iwan. “Aku juga Rin,” sahut Mas Iwan. Sambil meminum kopi susu yang disuguhkan Mbak Rina, kami bercakap-cakap. Mbak Rina duduk dipangkuan Mas Iwan. Dan Mas Iwan merangkulnya dengan mesra. Mbak Rina tanpa malu-malu menceritakan, kalau Mas Iwan adalah pacar pertamanya dan Mas Iwanlah yang membobol perawannya. Mbak Vira hanya tersenyum mendengar cerita kakaknya yang blak-blakan. Makin lama kelakuan Mbak Rina makin mesra saja. Tanpa malu-malu, dia mengecup dan melumat bibir Mas Iwan dan Mas Iwan menyambutnya dengan sangat bernafsu. Aku jadi risih menyaksikan kelakuan mereka. Sekitar sepuluh menit mereka bercumbu di depan kami. “Kita lanjutin di kamar aja say,” kata Mbak Rina pada Mas Iwan. Mas Iwan mengangguk tanda setuju, sambil membopong tubuh Mbak Rina ke dalam kamar. “Kalian jangan ngintip ya,” kata Mas Iwan pada kami sambil tersenyum. Aku dan Mbak Vira hanya bengong melihat kemesraan mereka. Tanpa menghiraukan larangan Mas Iwan, Mbak Vira beranjak dari tempat duduknya sambil meraih tanganku menuju kamar Mbak Rina. Kami kemudian berdiri di depan pintu kamar Mbak Rina yang terbuka lebar. Dari situ aku dan Mbak Vira melihat Mas Iwan merebahkan tubuh Mbak Rina diatas ranjang dan mulai melepaskan gaun Mbak Rina. Aku terkesima melihat mulusnya dan sexynya tubuh Mbak Rina, ketika seluruh pakaiannya dibuka Mas Iwan. Nafsu birahiku tak tertahankan lagi, penisku menegang dibalik celanaku. Tanpa sadar kupeluk tubuh Mbak Vira yang berdiri di depanku. Mbak Vira diam saja dan membiarkanku memeluknya. Malah tangan dibawa ke belakang dan disusupkan ke balik celanaku. Mendapat perlakuan seperti itu, nafsuku semakin memuncak dan penisku semakin menegang. Apalagi saat Mbak Vira menggerak-gerakkan tangannya mengocok-ngocok batang penisku. Sementara di dalam kamar, Mas Iwan menarik tubuh Mbak Rina ketepi Ranjang. Kedua paha Mbak Rina dibukanya lebar-lebar. Maka terpampanglah vagina Mbak Rina yang indah, dihiasi bulu-bulu yang dicukur rapi. Mas Iwan kemudian berjongkok dan mendekatkan mulutnya kebibir vagina Mbak Rina. “Ohh… Say… Yang… Nikk… Mat,” desah Mbak Rina tertahan, ketika Mas Iwan mulai menjilati vaginanya. Lidah Mas Iwan menari-nari dan mencucuk-cucuk vagina Mbak Rina. Pantat Mbak Rina terangkat-angkat menyambut jilatan Mas Iwan. Kedua pahanya terangkat dan menjepit kepala Mas Iwan. “Sudah… Say… Aku… nggak tahan… Masukin punyamu say,” pinta Mbak Rina penuh nafsu. Mas Iwan kemudian berdiri dan melepaskan semua pakaiannya. Dengan sedikit membungkukkan badannya, Mas Iwan memegang penisnya dan mengarahkannya ke lubang vagina Mbak Rina yang telah basah dan merah merekah. Slepp! Kepala penis Mas Iwan mulai memasuki vagina Mbak Rina. “Aow… terus… Say… terus… Genjot,” seru Mbak Rina, ketika Mas Iwan mulai mendorong pantatnya naik turun. Penisnya keluar masuk dari vagina Mbak Rina. Melihat Mas Iwan dan Mbak Vira sedang bersetubuh di depanku, membuat nafsu birahiku semakin tinggi. Kususupkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dapat kurasakan vaginanya yang telah basah, pertanda Mbak Vira juga bangkit nafsu birahinya. Kucucuk-cucuk vaginanya dengan jari-jariku. Dia mendesah penuh nafsu. Mbak Vira mengimbangi dengan semakin cepat mengocok-ngocok penisku. Sekitar sepuluh menit Mbak Vira mengocok penisku. Mbak Vira kemudian menyudahi kocokkannya dan membalikkan badannya, menghadap ke arahku. Ditariknya celanaku hingga terlepas. Setelah celanaku terlepas, keluarlah penisku yang tegang penuh dan mengacung-acung dengan bebasnya. Mbak Vira terpukau melihat penisku yang besar dan panjang. Mbak Vira kemudian berjongkok dikakiku, wajahnya berada pas di depan selangkanganku. Mbak Vira mendekatkan mulutnya kebatang penisku. Mula-mula dia menjilati penisku dari kepala hingga pangkalnya. Terus dia mulai mengulum dan menghisap kepala penisku. Kemudian sedikit demi sedikit batang penisku dimasukkannya ke dalam mulutnya sampai kepala penisku menyodok ujung mulutnya. Dan mulutnya penuh sesak oleh batang penisku. Dengan lihainya, Mbak vira mulai memaju-mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar-masuk dari dalam mulutnya. Mataku merem-melek merasakan nikmat dan badanku serasa panas dingin merasakan kulumannya. Mbak Vira sangat lihai mengulum penisku. Kudorong maju pantatku dan kujambak rambutnya, membenamkan kepalanya ke selangkanganku. Sekitar lima belas menit berlalu Mbak Vira menyudahi kulumannya, dan melepaskan seluruh pakaiannya. Kemudian dia berdiri menghadap ke dinding. “Oohh… Akhh… Akuu… nggak tahann… Don,” serunya tertahan. “Entot aku… Entott… Don,” imbuhnya. Kutarik sedikit tubuhnya dari belakang, hingga dia menungging. Kuraih batang penisku dan kuarahkan pas ke lubang vaginanya. Dan aku mulai mendorong maju pantatku, hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya. “Aow… Pelan-pelan Don,” pekiknya, ketika seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya yang masih sempit. Pekikkan yang keluar dari mulutnya membuatku semakin bernafsu dan pelan-pelan kumaju-mundurkan pantatku. “Akhh… Enakk… Don… Enakk… Banget,” desahnya sambil menoleh ke belakang sambil tersenyum padaku. “Akhh… Akuu… Ke… luarr, Rin,” teriakkan Mas Iwan dari dalam kamar mengejutkanku, namun tak menghentikan sodokkanku pada Mbak Vira. “Aku… jugaa… Sayang,” sahut Mbak Rina pada Mas Iwan. Sedetik kemudian Mas Iwan dan Mbak Rina mencapai orgasme bersamaan. Mas Iwan menumpahkan spermanya di dalam vagina Mbak Rina. Kemudian Mas Iwan merebahkan tubuhnya disamping tubuh Mbak Rina, dan tertidur pulas. Sementara itu, aku semakin cepat memaju-mundurkan pantatku, membuat Mbak Vira berteriak-teriak saking nikmatnya. Kurasakan vaginanya berkedut-kedut semakin lama semakin cepat dan menjepit penisku. “Donn… Donii… Akuu… Mauu… Keluarr,” teriaknya panjang. “Tahann… Mbak… Aku… Belum… Apa-apa,” sahutku. “Akhh… Akuu… Tak… Tahan… Don… Akuu,” jawabnya terputus dan vaginanya semakin keras menjepit penisku. Tak lama kemudian Mbak Vira mencapai orgasme. Kurasakan ada cairan-cairan yang merembes didinding vaginanya. Kucabut penisku dari lubang vaginanya dan kusuruh dia berjongkok dihadapanku. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya keselangkangku. Mbak Vira mengerti maksudku. Dia mulai menjilati dan menghisap-isap penisku lalu mengulumnya. Sambil tangan kirinya mengusap-usap buah pelirku. Sedetik kemudian Mbak Rina datang membantu, dan langsung berjongkok dihadapanku. Lidahnya dijulurkan untuk menjilati buah pelirku. Tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal penisku. Secara bergantian, kakak beradik, Mbak Rina dan Mbak Vira, mengocok-ngocok, menjilati dan mengulum penisku. Penisku keluar dari mulut Mbak Vira kemudiam masuk ke mulut Mbak Rina, kemudian keluar dari mulut Mbak Rina lalu masuk kemulut Mbak Vira, begitulah seterusnya. Hingga kurasakan penisku berkedut-kedut. “Mbakk… Akuu… Mauu… Ke… Keluarr,” jeritku. “Keluarin di mulutku Don,” sahut mereka hampir bersamaan. Dan crott! crott! crott! Spermaku muntah dimulut Mbak Vira yang sedang kebagian mengulum. Mbak Vira menelan spermaku tanpa rasa jijik sedikitpun. Kemudian Mbak Rina merebut penisku dari Mbak Vira dan memasukkan ke mulutnya. Dan tak mau kalah dengan adiknya, sisa-sisa spermaku dihisap dan dijilatinya sampai bersih. “Kamu puas Don,” kata Mbak Vira. “Puas sekali Mbak, Mbak berdua luar biasa,” sahutku. “Kamu mau yang lebih seru nggak,”kata Mbak Rina. “Mau, mau Mbak,”sahutku. Mereka kemudian mengajakku ke kamarnya, dimana Mas Iwan sedang tertidur pulas sehabis bersetubuh dengan Mbak Rina. Mbak Rina menyuruhku tidur terlentang diranjang. Mbak Rina kemudian menarik kakiku, hingga pantatku berada ditepi ranjang dan kakiku menjuntai kelantai. Lalu Mbak Rina berjongkok dilantai dengan wajah berada pas di depan selangkanganku. Mbak Rina mulai mengusap-usap dan mengocok-ngocok batang penisku yang masih layu, sehabis orgasme. Kurasakan sedikit ngilu tetapi kutahan. Mbak Rina menyudahi usapan dan kocokannya. Dan mulai menjilati dan menghisap-isap penisku dimulai dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya. Lidahnya berputar-putar dan menari-nari diatas batang penisku. Puas menjilati penisku, Mbak Rina kemudian memasukkan penisku ke mulutnya. Hampir seluruh batang penisku masuk kemulutnya. Dan kurasakan sedikit demi sedikit penisku mulai menegang didalam mulutnya, hingga mulutnya penuh sesak oleh batang penisku yang sudah tegang penuh. Mbak Rina sangat pintar membangkitkan birahiku. Mulutnya maju mundur mengulum penisku. Pipinya sampai kempot, saking semangatnya mengulum penisku. Melihat kakaknya yang sedang menjilati dan mengulum batang penisku, Mbak Vira nafsunya bangkit lagi. Dia meraba-raba dan memasukkan jari-jari tangan kirinya ke dalam vaginanya sendiri, sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah dadanya hingga mengeras dan padat. Diiringi desahan-desahan penuh birahi. Puas bermain-main dengan vagina dan buah dadanya sendiri, Mbak Vira kemudian naik ke atas tubuhku. Dan mengangkangi wajahku. Lubang vaginanya berada pas diatas wajahku. Dia menurunkan pantatnya, hingga bibir vaginanya menyentuh mulutku. Kujulurkan lidahku untuk menjilati vaginanya yang telah basah. Kucucuk-cucuk dan kusedot-sedot klitorisnya, dia mengerang-erang merasakan nikmat. Mbak Vira menarik rambutku, membenamkan wajahku diselangkangannya. Kepalaku dijepit dengan kedua paha mulusnya. Kini kami bertiga, aku dan kakak beradik sedang berlomba mencari kepuasan. Mbak Vira sedang kujilati vaginanya, sedangkan pada bagian bawah tubuhku Mbak Rina dengan asiknya mengulum batang penisku. Beberapa waktu berlalu Mbak Rina melepaskan kulumannya, dan berjongkok diatas selangkanganku. Dengan tangannya, diraihnya batang penisku dan diarahkannya ke lubang vaginanya. Bless! Dengan sekali dorongan pantatnya, masuklah seluruh batang penisku ke dalam vaginanya yang basah tapi hangat. Lalu Mbak Rina menaik turunkan pantatnya, sambil mengeluarkan desahan-desahan nikmat dari mulutnya. Sesekali pantatnya diputar-putar hingga penisku serasa dipelintir. Saat menikmati goyangan Mbak Rina, aku terus menjilati vagina Mbak vira sambil memasukkan jari-jariku ke lubang anusnya. Sedang asiknya aku menjilati vagina Mbak Vira, kurasakan vaginanya berkedut-kedut. Beberapa detik kemudian ada cairan yang keluar dari dalam vaginanya. Mbak Vira mencapai orgasme. Pahanya makin keras menjepit kepalaku. Tanpa rasa jijik kusedot dan kutelan cairan vaginanya. Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, Vagina Mbak Rina juga berkedut-kedut, otot-otot vaginanya menegang. “Ohh… Don… Aku… Keluar,” teriak Mbak Rina. Air maninya mengaliri deras dan membasahi batang penisku. Kemudian dia terkulai lemas sampingku. Membuat penisku yang masih tegang terlepas dan mengacung-acung. Mbak vira yang kondisi sudah pulih sehabis orgasme, kemudian berjongkok diatas selangkanganku, menggantikan kakaknya. diraihnya penisku dan diarahkannya ke lubang anusnya. Mbak Vira menurunkan pantatnya sedikit demi sedikit hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang anusnya. Kurasakan penisku seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang snusnya. “Oohh… Mbak… Nikk… Matt… Enakk,”teriakku, ketika Mbak Vira mulai menaik turunkan pantatnya, membuat penisku keluar masuk dari lubang anusnya. Sesekali dia menggoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, membuatku merasakan nikmat yang luar biasa. Sekitar tiga puluh menit Mbak Vira menggenjot tubuhku. “Mbakk… Akuu… Ke… Keluarr,” jeritku. Kurasakan penisku berkedut-kedut dan crott! crott! crott! kutumpahkan seluruh spermaku di dalam lubang anusnya. Mbak Vira kemudian merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Sambil menindihku dia tersenyum puas. Malam itu, aku dan Mas Iwan menginap disana. Dan berpesta sampai pagi, sampai kami sama-sama puas dan kelelahan. Panasnya sinar matahari yang menerobos jendela kamarku, membangunkanku dari tidurku yang lelap. Setelah hampir semalam penuh aku merasakan nikmatnya bersetubuh dengan Mbak Rina dan Mbak Vera. Dan aku baru pulang dari rumahnya kerumah Mas iwan jam 05.00 dinihari. Dengan sedikit bermalas-malasan, aku pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Selesai mandi badan rasanya segar sekali. Siang itu kurasakan lain dari biasanya, rumah Mas Iwan tampak sepi sekali. Oh ya, aku baru ingat kalau hari ini, Mas Iwan mengantar Tante Sari kondangan ke kampung sebelah. Jadi yang ada di rumah hanya Mbak Erna dan Aku. Dengan hanya mengenakan handuk yang kulilitkan dipinggangku, aku pergi ke dapur. Membuat secangkir kopi. Sampai didapur kudapati Mbak Erna sedang mencuci piring. “Pagi Mbak,” sapaku. Mbak Erna tak menjawab sapaanku. Mukanya cemberut. Aku heran, tumben Mbak Erna begitu, biasanya dia sangat ramah padaku. “Ada apa sih Mbak, kok cemberut begitu,” tanyaku lagi. “Mbak marah sama aku? atau Mbak nggak senang ya, aku disini,” imbuhku. Mbak erna masih diam saja, membuatku tak enak hati dan bertanya-tanya dalam hati. “Ok, Mbak. Kalau Mbak nggak senang, aku pulang aja deh,” “Jangan-jangan pulang Don, aku nggak marah sama kamu,” sahutnya sambil menarik tanganku. “Habis Mbak marah sama siapa? Boleh tahu kan Mbak ?” tanyaku lagi. “Ok, Mbak akan kasih tahu, tapi jangan bilang sama siapa-siapa ya!,” jawabnya. “Aku janji Mbak,” kataku meyakinkannya. “Don, aku lagi kesal sama Mas Iwan,” kata Mbak sari. “Kesal kenapa Mbak,” selaku. “Belakangan ini, Mas Iwan dingin sekali padaku Don,” katanya sambil merebahkan kepalanya didadaku. “Setiap aku pingin begituan, dia selalu menolak,” imbuhnya sambil tersipu malu. “Mungkin Mas Iwan lagi lelah Mbak,” hiburku sambil kuusap-usap rambutnya. “Ah, masak setiap malam lelah,” sahutnya. “Mungkin ada yang bisa aku bantu, untuk menghilangkan kekesalan Mbak,” pancingku. Mbak Erna tak menjawab pertanyaanku. Sebagai orang yang cukup berpengalaman soal sex, aku tahu Mbak Erna sangat kesepian dan menginginkan hubungan sexsual. Maka dengan memberanikan diri, kukecup lembut keningnya. Dan kurasakan remasan halus tangannya yang masih memegang tanganku. Merasa mendapat respon positif, kugerakkan bibirku menciumi kedua pipinya dan berhenti dibelahan bibir mungilnya. Mbak Ernapun membalas kecupanku pada bibirnya dengan kuluman yang hangat, penuh gairah. kukeluarkan lidahku, mencari lidahnya. Kuhisap-hisap dan kusedot-sedot. Kulepaskan tanganku dari genggamannya dan kugerakkan menggerayangi tubuh Mbak Erna. Dan perlahan-lahan kususupkan tangan kananku kebalik gaun tidurnya. Dan kurasakan halusnya punggung Mbak Erna. Sementara tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang padat. Mbak Erna melepaskan seluruh pakaiannya. Agar aku lebih leluasa menggerayangi tubuhnya. Setelah semua terlepas maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang montok, perutnya yang ramping dan vaginanya yang dicukur bersih. Membuat nafsu birahiku semakin menjadi-jadi dan kurasakan penisku menegang. Akupun melepaskan kulumanku pada bibirnya dan dengan sedikit membungkukkan badanku. Aku mulai menjilati buah dadanya yang mulai mengeras, secara bergantian. Puas menjilati buah dadanya, jilatanku kupindahkan ke perutnya. Dan kurasakan halusnya kulit perut Mbak Erna. Mbak Erna tak mau ketinggalan, ditariknya handuk yang melilit dipinggangku. Dengan sekali sentakan saja, handukku terlepas. “Aow, besar sekali don penismu,” decaknya kagum, sambil memandangi penisku yang telah menegang dan mengacung-ngacung setelah handukku terlepas. Mbak Erna menggerakkan tangannya, meraih batang penisku. Diusap-usapnya dengan lembut kemudian dikocok-kocoknya, membuat batang penisku semakin mengeras. Tak terasa sudah dua puluh menit berlalu, Kusudahi jilatanku pada perutnya. Kuangkat tubuhnya dan kududukkan diatas meja dapur. Kedua pahanya kubuka lebar-lebar. Dan terpampanglah di depanku bukit kecil yang dicukur bersih. Bibir vagina yang memerah dengan sebuah daging kecil yang tersembul diatasnya. Kubungkukkan tubuhku dan kudekatkan wajahku ke selangkangannya. Dan aku mulai menjilati pahanya yang putih mulus, dihiasi bulu-bulu halus. Sambil tanganku meraba-raba vaginanya. Beberapa menit berlalu, kupindahkan jilatanku dari pahanya ke vaginanya. Mula-mula kujilati bibir vaginanya, terus kebagian dalam vaginanya. Lidahku menari-nari didalam lubang vaginanya yang basah. “Ohh… terus… Don… terus… Nik… Matt,” serunya tertahan. Membuatku semakin bersemangat menjilati lubang vaginanya. Kusedot-sedot klitorisnya. Pantat Mbak Erna terangkat-angkat menerima jilatanku. Ditariknya kepalaku, dibenamkannya pada selangkangannya. “Ohh… Don… Aku… Tak… Tahan… Masukin Don… Masukin penismu,” pintanya menghiba. Kuturuti kemauannya. Aku kemudian berdiri. Kuangkat kedua kakinya tinggi-tinggi, hingga ujung jari kakinya berada diatas bahuku. Kudekatkan penisku keselangkangannya. Mbak Erna meraih penisku dan menuntunnya ke lubang vaginanya. Kudorong maju pantatku hingga kepala penisku masuk ke lubang vaginanya. Aku diam sejenak mengatur posisi supaya lebih nyaman, lalu kudorong pantatku lebih keras, membuat seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Kurasakan penisku dijepit dan dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit. Vaginanya penuh sesak karena besarnya batang penisku. “Aow… Pelan-pelan… Don… penismu gede sekali,” pekiknya, ketika aku mulai memaju mundurkan pantatku, membuat penisku keluar masuk dari lubang vaginanya. Tak terasa sudah tiga puluh menit aku memaju mundurkan pantatku. Dan kurasakan vagina Mbak Erna berkedut-kedut. Dan otot-otot vaginanya menegang. “Ohh… Don… Aku… Keluarr… Sayang,” teriaknya lantang. Sedetik kemudian kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya. Dan Mbak Erna mencapai orgasmenya. Mbak Erna tahu kalau aku belum mencapai puncak kenikmatan. Dia turun dari atas meja dapur. Kemudian berjongkok dihadapanku. Diraihnya penisku dan dikocok-kocok dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya meremas-remas buah pelirku. “Akhh… Mbak… Enak… Nikk… Mat… terus,” seruku, ketika Mbak Erna mulai menjilati batang penisku. Dari kepala hingga pangkal penisku dijilatinya. Mataku merem melek merasakan nikmatnya jilatan Mbak Erna. Aku semakin merasa nikmat ketika Mbak Erna memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil. Dan mulai mengulum batang penisku. Mbak Erna memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku keluar masuk dari mulutnya. Sementara tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku. “Oohh… Mbak… Akuu… Tak… Tahan,” teriakku. Dan kurasakan penisku berkedut-kedut semakin lama semakin cepat. Kujambak rambutnya dan kubenamkan kepalanya diselangkanganku. “Mbak… Akuu… Ke… Luarr,” teriakku lagi lebih keras. Mbak Erna semakin cepat memaju mundurkan mulutnya. Dan crott! crott! crott! penisku memuntahkan sperma yang sangat banyak di mulutnya. Mbak Ernapun menelannya tanpa ragu-ragu. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun dia menjilati sisa-sisa spermaku sampai bersih. “Terimakasih Don, kamu telah memberiku kepuasan,” pujinya sambil tersenyum. “Sama-sama Mbak, aku juga sangat puas,” sahutku. “Mbak masih mau lagi kan,” tanyaku. “Mau dong, tapi kita mandi dulu yuk,” ajaknya. Kemudian kami meraih pakaian masing-masing untuk selanjutnya bersama-sama pergi ke kamar mandi membersihkan badan. Sehabis mandi, masih sama-sama telanjang, kubopong tubuhnya menuju taman disamping rumah. Aku ingin melaksanakan impianku selama ini, yaitu bersetubuh ditempat terbuka. “Don… Jangan disini sayang, nanti dilihat orang,” protesnya. “Kan nggak ada siapa-siapa di rumah Mbak,” sahutku. Mbak Ernapun tidak protes lagi, mendengar jawabanku. Sambil berdiri kupeluk erat tubuhnya. Kulumat bibirnya. Mbak Erna membalas lumatan bibirku dengan pagutan-pagutan hangat. Cukup lama kami bercumbu, kemudian aku duduk dikursi taman. Dan kusuruh Mbak Erna berjongkok dihadapanku. Mbak Erna tahu maksudku. Diraihnya batang penisku yang masih layu. Dielus-elusnya lembut kemudian dikocok-kocok dengan tangannya. Setelah penisku mengeras Mbak Erna menyudahi kocokkannya, dia mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Lidahnya dijulurkan dan mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku, kemudian turun kepangkalnya. “Oohh… terus… Mbak… Nikmat banget,” desahku. “Isepp… Mbak… Isep,” pintaku. Mbak Erna menuruti kemauanku. Dimasukkannya penisku kemulutnya. Hampir sepertiga batang penisku masuk ke mulutnya. Sambil tersenyum padaku, dia mulai memaju mundurkan mulutnya, membuat penisku maju keluar masuk dimulutnya. “Mbak… Aku… Tak… Tahan,” seruku. Mbak Erna kemudian naik ke pangkuanku. Vaginanya pas berada diatas selangkanganku. Diraihnya penisku dan dibimbingnya ke lubang vaginanya. Mbak Erna mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit batang penisku masuk ke lubang vaginanya semakin lama semakin dalam. Hingga seluruh batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Sesaat kemudian Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Sesekali digoyang-goyangkan pantatnya kekiri-kekanan. Aku tak mau kalah, kusodok-sodokkan pantatku ke atas seirama d

SOB... JANGAN LUPA MEMBACA DAN MELIHAT ARTIKEL DIBAWAH INI JUGA YA......
DIJAMIN SEGER N FRESH LAGI HEHEHEHE......

Facebook Tante Bugil

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Facebook Tante Bugil
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Facebook Tante Bugil
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...

Birahi Ditengah Samudra

Namaku Ryan (bukan nama yang sebenarnya), pangilan akrabku kuanggap bagus dan selalu membawa kehokian yang baik dan ditunjang dengan postur tubuhku yang sangat atletis, tinggi 167 cm dengan berat badan 58 kg sangatlah membantuku dalam segala kegiatan. Keramahan serta rendah hati adalah senjataku karena aku berprinsip banyak teman banyak rejeki dan tidak kelewatan pula pasti banyak wanita yang tergoda. Dengan formasi yang begitu, tentu anda tahu seleraku. Aku sangat menyukai wanita yang berumur sekitar 30 hingga 37 tahun dimana mereka umumnya sangatlah cantik, dewasa dan terlihat sangat anggun. Entah mengapa Tuhan memberi anugerah kecantikan wanita yang sempurna bila mereka berumur sekitar yang kusebutkan di atas. Aku bekerja di perusahaan P**** (edited) yang sangat syarat berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat dengan posisi yang lumayan srategis. Diawali dengan perkenalanku dengan seorang pramuniaga yang sangat cantik, umurnya sekitar 33 tahun dan mempunyai anak satu. Henny namanya, sangat mudah diingat dan sangat enak terdengar di telinga. Perkenalanku berawal ketika aku sedang berlibur ke Kalimanatan (Banjarmasin). Perkenalan itu sangat indah dan romantis, disaat matahari tenggelam tertelan air laut di atas dek ferry kulihat seorang wanita bersandar di tiang besi dengan rambut yang tergerai melambai-lambai tertiup sepoi-sepoi angin laut, sungguh cantik dan sexy lekuk tubuh dan dadanya membusung ke depan, sweter unggu serta span warna hitam tak dapat menyembunyikan keindahan tubuhnya. Dengan langkah yang pasti kuhampiri dengan sedikit sapaan dan percakapan yang sopan mulailah ia terbawa oleh obrolanku yang sedikit humor dan kadang menimbulkan gelak tawa yang memunculkan lesung pipinya, ya ampun cantik betul mahluk ini. Setelah puas dengan ngobrol ini itu dan matahari pun malu menampakkan wajahnya ternyata sudah pukul 19:00 WIB, tak terasa sudah perkenalan yang begitu lama di atas dek dan kami memutuskan untuk kembali ke bangku masing-masing. Kami berjanji akan bertemu kembali jam 21:30 di tiang besi saksi perkenalan kami. Setelah mandi dan merapikan diri, tak sadar handphone-ku berdering, alarm yang sengaja kupasang telah memanggilku untuk segera naik ke dek karena sudah waktunya kujemput bidadariku di atas dek. “Hai Ryan..” sapa merdu Henny menyapaku dengan menepuk punggungku saat aku memandang lautan. “Hai, Hen..” sedikit taktik, kubelai rambutnya. “Maaf Hen..” kataku mesra. “Ada apa Ryan..” balasnya manja. “Nih benang bikin rusak pemandangan,” jawabku, padahal benang itu sejak tadi ada di tanganku. “Oh kamu ini bisa aja Ryan..” bisiknya manja. Henny sudah bercerai 3 tahun yang lalu dikarenakan suaminya suka berjudi dan mabuk-mabukan yang membuatnya banyak dililit hutang dan kehidupan rumah tangganya selalu tak terhindar akan keributan. “Kenapa kamu tak cari suami lagi, Hen..” tanyaku untuk memecahkan keheningan. “Ah.. nantilah,” jawabnya, “Aku masih suka sendiri dan masih kunikmati peran gandaku sebagai ibu dan ayahnya Ranny (anaknya, red) toh masih cukup gajiku untuk membiayainya.” “Hebat kamu Hen, bagitu tegar dalam keadaan begitu. Kurang apa coba.. kamu mandiri, cantik, sexy dan masih muda lagi, akupun mau mendaftar kalo masih ada lowongan.. ahahaha..” aku sengaja tertawa untuk meriuhkan suasana karena kulihat dia diam dengan wajah agak memerah. “Hahahhaha..” ternyata dia tertawa, “Ach kamu ini pantesnya jadi adikku,” jawabnya melecehkan. “Hahahaha.. aku malah,” terbahak-bahak karenanya, “Lho meskipun adik tapi bisa buat adik si Ranny lho.” “Mana mungkin,” jawabnya. “Lha kok nggak percaya.. jangan ketagihan ya nanti,” jawabku. “Yee.. siapa yang mau,” godanya manja. “Aku yang mau,” jawabku. Kamipun tertawa riang. “Dasar buaya,” jawabnya. Tanpa sadar kapal bergoyang dan angin semakin kencang dan Henny sudah ada di pelukanku, karena terombang-ambing kapal kudekap tubuh sintalnya dan tak luput kupengang buah dadanya yang besar, ternyata diapun diam saja. Kutahan goyangan kapal dan tak kulewatkan kesempatan itu dengan sedikit fantasiku goyangkan pantatku dan.., “Ach.. nakalnya kamu..” ternyata diapun menyadari makin nekadnya aku mengambil kesempatan dalam kesempitan sambil mencubit pinggangku, “Menggoda ya..” bisiknya. “Ach masa, tapi suka kan,” jawabku. “Hahahaa..” gelak tawapun tak terhindarkan lagi. “Hen turun yuk, bahaya nich.. kayaknya angin semakin kencang dan goyangan kapal semakin garang kalo aku yang goyang kamu sich nggak masalah, lha ini kapal yang goyang.. hehehe..” ajakku mesra. “Dasaar.. dasaar, bener-bener buaya kamu Ryan,” balasnya manja. “Pppsst.. bukan buaya tapi biawak.. hahahha..” balasku. Kamipun menuju anak tangga, satu persatu anak tangga kami lalui dengan tangan yang melingkari perutnya dan diapun melingkarkan tangannya di pinggangku. Dengan berani kucium telinganya, dia diam saja hanya reaksi tangannya saja yang menggenggam perutku dan kamipun sudah sampai di depan pintu yang bertuliskan staff only lalu kutarik pinggangnya untuk masuk, diapun tidak menolak. Dengan luas ruangan 2 X 4 m2 sangatlah luas bagi kami berdua. Dalam keremangan lampu kulumat bibir tipisnya, nafas kamipun semakin menderu. Ternyata dia pengalaman sekali dalam french kiss. Kami berciuman 5 menit lamanya dan dia mulai membuka sweternya sedang aku membuka jaket kulitku dan kami jadikan alas hingga tiada benang sehelaipun yang melekat di tubuh kami berdua. Sungguh indah tubuhnya, dengan ukuran payudara 36B dan belum turun kuanggap sangatlah sempurna. Dalam keadaan berdiri, kulumat bibirnya dan mulailah turun ke tengguk hingga payudaranya dengan puting yang merah muda, “Seperti masih ABG saja,” pikirku. Kulumat yang kanan dan kupiin-pilin yang kiri membuat suaranya, “Hmm.. ach.. hmm.. sppt.. Ryan teruskan Ryan.. aacch, enak Ryan..” Kepalaku pun ditekannya ke dadanya, tak kupedulikan dia, kuhisap, kugigit-gigit kecil putingnya hingga ia makin menjambak rambutku. Dengan jenggot yang baru kucukur 2 hari yang lalu kugesek-gesekan daguku di gunung kembarnya. “Oooh Ryan.. please masukin dong.. sstt..” Tak kupedulikan ocehannya hingga kulumat perutnya, pusarnya dan akhirnya sampailah di gundukan surga dunia, sungguh indah. Mataku terbelalak ternyata tidak ada sehelai rambutpun di sekelilingnya, harum dan wangi yang khas. Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu. “Ohh.. apa yang akan kau lakukan.. akh..” desahnya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangannya malah mendorong kepalaku semakin bawah dan, “Nyam-nyam..” Nikmat sekali kemaluan Henny. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku. Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sejak tadi becek. “Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuknya yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Secara bergantian, kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Ryan..” lirih Henny. “Ryan, udah dong Ryan masukin aja.. Ryan oohh.. aku udah nggak tahan nich, please setubuhi aku..” pinta Henny lirih. Tanpa banyak mulut kumasukkan batang kemaluanku yang panjang dan tegak itu, dia tersentak, “Ach pelan dong Say.. sstt..” Kugenjot dengan penuh perasaan, sementara tanganku tidak tinggal diam, kupilin-pilin puting susunya yang mungil. Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Henny terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya. “Ryann.. aahh.. aku nggaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..” desahnya tertahan. “Tahan Hen.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya.. tahan dulu.. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Henny menegang kaku, tangannya mencengkram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, mungkin karena lamanya ku-oral kemaluannya yang enak itu. “Ooo.. ngg.. aahh.. Ryan sayang.. Ryan.. ooh enaak.. aku kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan kemaluannya di sekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkram erat sekali, sementara itu batang kemaluanku masih tegak berdiri sedangkan dia sudah 4 atau 5 kali orgasme. “Ryan, ayo dong Say aku udah nggak tahan nich.. Ryan keluarin dong.. aku hisap aja ya, biar cepat keluar..” Tanpa kusuruh dia sudah melumat dan menyedot kemaluanku. “Astaga..” kurasakan tekanan dari dalam batangku sepertinya akan keluar. “Hen.. Hen.. stop Hen.. aku mau keluar nich..” desahku tertahan. “Ya udah Ryan, masukin aja ke memekku.. aku juga ingin merasakan pejumu membajiri memekku.. aku kangen, udah lama nggak ada yang membanjiri memekku dengan peju..” balas Henny dengan nada manja dan sedikit genit. “Aach.. Hen, aku mau keluar nich Hen.. ach.. achh..” aku lemas lunglai tak berdaya di atas tubuh Henny yang sexy itu. “Makasih ya Ryan..” Kamipun tertidur dan aku terkejut ketika terbangun sudah pukul 04:00, untung saja tidak ada yang memergoki perbuatan kami. Setelah merapikan diri, kamipun kembali di kursi masing-masing dan kami berjanji akan bertemu kembali di kota, kebetulan kami satu kota. Sampai saat ini kamipun masih sering berhubungan dengan komitmen kebebasan yang menghargai serta menjunjung seks yang sehat.
SOB... JANGAN LUPA MEMBACA DAN MELIHAT ARTIKEL DIBAWAH INI JUGA YA......
DIJAMIN SEGER N FRESH LAGI HEHEHEHE......

Tante Bugil pesta seks

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Tante Bugil pesta seks
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Tante Bugil pesta seks
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...

Berawal Dari Khayalan

Cerita ini di mulai waktu saya masih duduk di kelas 1 SMA di kota B. Usia saya sekarang 33 tahun, berarti kejadian ini terjadi 16 tahun yang lalu. Panggil saya Kadek, ketika itu saya mempunyai kelompok belajar yang selalu rutin belajar di salah satu rumah teman kami, Bima. Saya, Bima, Hendra, Julian dan Rizki setiap akan ulangan selalu belajar berkelompok sambil menginap, karena anak kelas satu masuk sekolah selalu pada siang hari. Teman saya, Bima, memang dari keluarga yang lebih dibanding teman-teman yang lain. Dia adalah anak bungsu dari 4 bersaudara (2 pria dan 2 wanita), dari ayah seorang pejabat Depkeu.(drs.E) dan Ibu dosen fakultas sastra di universitas negeri di kota B, yang biasa kami panggil Tante N. Otomatis kami selalu tidur, makan dan mandi di sana, malah kalau keluarga drs.E berpesiar, kami suka diajak. Bila Bima sedang di bawah (karena kamarnya memang di lantai 2), kami selalu membicarakan sangkakak no.3 yang bernama E. Hal-hal yang dibicarakan tidak lain adalah wajah yang good looking serta body yang aduhai disertai kulit putih mulus terawat. Tapi anehnya, saya kok lebih suka memperhatikan Tante N, yang diusia 42 tahun lebih menimbulkan hasrat serta fantasi-fantasi seksual yang membuat perasaan risih. Karena walau bagaimanapun Tante N adalah ibu kandung dari teman baikku. Jadi, saya hanya bisa berkhayal dan tidak berani cerita pada orang lain. Karena keluarga drs.E adalah pencinta sport, maka setiap weekend selalu diisi dengan kegiatan berolahraga, terutama olah raga tennis. Karena saya cukup mahir bermain tennis, saya selalu diajak untuk bermain tennis. Karena saya dianggap paling jago, maka saya sering berpasangan dengan Tante N apabila bermain double. Selain badan Tante N yang proporsional dengan tinggi badan sekitar 165 cm, pakaian tennis Tante N memang sexy dengan rok pendek serta atasan model tank top, pelukan-pelukan serta sentuhan, apabila kami memenangkan game membuat hati saya berdebar-debar dan hasrat seksual terhadap Tante N semakin menjadi-jadi. Malah, setiap selesai bermain tennis saya bermasturbasi dengan membayangkan wajah Tante N serta bersetubuh seperti film BF yang biasa saya tonton. Pada hari Sabtu di bulan Januari, karena saya tidak memiliki pacar, saya sering berkeliling kota dengan mobil ayah untuk menghabiskan malam panjang sendirian. Karena teman-teman belajar saya semua pada ngapel, termasuk Bima. “Ah Sial..” ketika baru saja lewat rumah keluarga drs.E, mobil terbatuk-batuk seperti habis BBM. Padahal hujan begitu lebat di luar dan SPBU terdekat kira-kira 2 km dari lokasi tempat mobil saya tepikan di bahu jalan. Akhirnya, saya memutuskan untuk meminjam telepon ke rumah Bima, untuk menelepon ayah atau siapa saja untuk membantu kesulitan gara-gara lalai terhadap yang namanya BBM. Ketika saya tiba di rumah Bima, sambil hujan-hujanan suasana rumah tampak sepi, tidak ada mobil atau pun suara televisi yang menandakan adanya kehidupan. Dengan hati lemas saya pijit bel rumah 2 kali, “Tingtong.. tingtong..” Tidak lama kemudian terdengar jawaban dari dalam rumah. “Siapa..?” Hati saya berdebar, karena saya sangat mengenal suara itu. Kemudian saya menjawab, “Kadek, Tante.. maaf malam-malam Tante. Saya mau pinjam telepon, mobil saya mogok, Tante.” Terdengar gerendel pintu berbunyi, dan ketika pintu terbuka tampak sebuah sosok yang sangat saya kenal, sosok yang selalu hadir disetiap fantasi seksual saya. “Aduh Kadek kenapa? kasian malam-malam gini hujan-hujanan, ayo cepat ke kamar Bima, kalo udah selesai ke ruang makan yach! Tante buatin minuman hangat.” Sambil mengeringkan badan dan mengganti baju, masih terbayang siluet badan Tante N ketika tadi membuka pintu, yang membayang dari gaun tidur yang tipis.Dalam hati saya bertanya, “Kok sepi sekali, yang lain pada ke mana yach.” Sambil menghirup coklat panas yang dihidangkan Tante N, akhirnya saya beranikan untuk bertanya. “Tante, Oom, Bima dan yang lain pada ke mana? Keliatannya rumah kok sepi sekali.” “Ini lho, adiknya Oom yang di J, sedang sakit, karena si Mbok juga lagi pulang, terpaksadech Tante jadi hansip dulu. Eh.. kamu jadi telepon nggak.” “Eh iya Tante, kok jadi lupa nih.” “Makanya, jangan suka ngelamun, dari tadi Tante perhatiin kamu kok bengong terus, ada apa sih?” “Nggak ada apa-apa kok Tante!” Saya langsung bergegas ke ruang keluarga, dan segera telepon ke rumah. Saya coba berulangkali tetap telepon tidak bisa aktif. Tiba-tiba terdengar suara Tante N, “Bisa nggak Dek? Kalo hujan begini biasanya jaringan telepon di sini memang suka ngadat.” “Udah deh, kamu tidur sini aja, Tante juga jadi ada yang nemenin.” “Iya Tante.” Setelah itu, saya dan Tante N segera beranjak untuk meneruskan obrolan di ruang keluarga. Sebelum saya sempat duduk di sofa, Tante N berkata, “Dek, tolong dong Tante ajarin lagu Turkish March-nya Bethoven, Tante masih kagok tuh perpindahan jari-jarinya.” “Kapan Tante?” “Ya sekarang dong! Kapan lagi coba kamu punya waktu untuk ngajarin Tante.” Kemudian kami menuju piano dan duduk sama-sama di kursi piano yang tidak terlalu lebar. Karenasaya mengajari perpindahan jari-jari tangan, otomatis saya selalu memegang jari tangan Tante N yang halus dengan kuku-kuku yang terawat dengan baik. Jantung saya terasa makin lama makin berdebar, apalagi setiap menarik nafas harum tubuh Tante N, sepertinya memenuhi rongga dada dan membuat adik kecilku mengeras secara perlahan. “Kamu kok suaranya bergetar Dek, lagi nggak enak badan yah?” “Nggak kok Tante, saya hanya..” “Hanya apa hayo! nggak mau ya lama-lama temenin Tante, atau kamu udah ada janji malem mingguan.” “Saya nggak punya pacar kok Tante, nggak kayak Bima ama yang lainnya.” Sambil terus duduk berdekatan, tiba-tiba kepala Tante N bersandar pada bahuku dan bertanya, “Dek, Tante mau tanya apa Bima pernah cerita nggak kalo ayahnya punya istri lagi yang jauh lebih muda dari Tante, usianya sekitar 25 tahunan lah.” “Masa sih Tante, keliatannya Tante sama Om mesra-mesra aja!” Ketika tangan Tante N bergeser untuk bertumpu pada pahaku, secara tidak sengaja menyentuh adikku yang sejak tadi makin mengeras saja dan membuatku berteriak kecil, “Ah..” Sambil Tante N memandangku yang tertunduk malu dengan wajah sendu dan sensual, Tante N kembali bertanya, “Dek, kamu udah pernah berhubungan seksual belum?” “Be..be..be..lum pernah Tante!” “Mau nggak Tante ajarin? sebagai ganti kamu ngajarin piano sama Tante.” Saya diam seribu bahasa, dan tiba-tiba bibir Tante N telah menyerbu bibirku secara bertubi-tubi sambil lidahnya terus berusaha menjilat dan meracau, “Ah..ah..ah..” Sambil terus mencium bibirku, tangan Tante N terus meremas telinga dan rambutku. Tiba-tiba Tante N berkata, “Dek! kita pindah ke kamar yuk..” Sambil bibir kami terus berpagutan, kami pindah ke kamar tidur dan langsung merebahkan badan dengan badanku ditindih Tante N. Selanjutnya Tante N segera melucuti baju tidurnya dan membentanglah suatu pemandangan indah, payudara yang proporsional (kira-kira 36B) denganputing warna merah maron dengan dibungkus kulit putih yang mulus tanpa cacat, dan yang lebih lagi adalah selangkangan dengan bulu-bulu hitam yang tidak begitu lebat dengan belahan merah muda yang mempesona. Dalam keadaan masih bengong, tiba-tiba tangan Tante N menarik tanganku danlangsung dibimbingnya ke arah payudaranya. Tanpa menyia-nyiakan waktu, saya langsung meremas dengan halus sambil memilin puting susunya yang makin tegak dan mengeras. “Ah.. ah.. ah.. terus Dek, buat Tante puas Dek..” Sambil terus meracau Tante N segera melucuti seluruh bajuku, dan mulai meraba-raba daerah selangkanganku serta mulai meremas adikku yang terasa nikmat sekali. “Punya kamu besar juga ya Dek” “Boleh nggak Tante jilatin biar makin besar?” “Emangnya Tante mau gitu..?” Lansung posisi Tante N berubah dan mulai turun perlahan dengan terus menjilati tubuhku, dari leher, dada, perut, dan tiba-tiba kurasakan cairan hangat mulai membasahi batang dan kepala adikku. Dan ketika saya memberanikan diri untuk melihat, rupanya kemaluanku sedang dijilati Tante N, kadang-kadang dikulumnya sambil kurasakan kepala kemaluanku menyentuh ujung kerongkongan Tante N. Tiba-tiba Tante N merubah posisinya, sambil terus mengulum dan menjilat kemaluanku, Tante N memutar badan dengan selangkangannya menghadap wajahku. Terlihatlah suatu pemandangan indah, bulu hitam dengan belahan merah dan segumpal daging merah kecil yang berkilau. “Jilat Dek, jilat Dek,” pinta Tante N. Tanpa sungkan-sungkan dan membantah, langsung saja kuarahkan lidahku untuk menjelajah sambil terus menghirup harumnya kemaluan Tante N yang bagaikan candu itu. Usai kegiatan saling menjilat, Tante N segera berbaring dan memintaku untuk bangkit sambil tangannya terus menggenggam adikku dan dituntunnya ke arah kemaluannya. “Masukkan Dek, masukkan Dek!” pinta Tante N, seperti anak kecil yang sedang merengek-rengek. Sesuai permintaanku, segera Tante N menekan tubuhku hingga adikku terarah dengan sempurna, dan terasalah suatu rasa yang sensasional ketika kulit kemaluanku bersentuhan dengan dinding kemaluan Tante N yang sudah basah dengan cairan hangatnya. “Ah.. ah.. ah..” suaraku dan suara Tante N memecah kesunyian dandinginnya malam. Sambil saya terus memompa Tante N tidak lupa saya meremas-remas seluruh tubuh Tante N yang memelukku dengan goyang pinggul yang seirama. Tanpa berkata apa-apa, Tante N membantingku dan tiba-tiba Tante N telah menduduki tubuhku dan mulai bergerak turun naik memutar. Saya semakin takjub saja melihat kedua payudara Tante N seperti bergejolak untuk memuntahkan isinya. Sambil kami terus meracau dengan kata-kata yang menunjukkan kepuasan, Tante N memintaku untuk membalikkan badannya ke posisi semula sambil memintaku untuk memompa lebih cepat. Lalu kurasakan kemaluanku semakin berdenyut dan kemaluan Tante N juga kurasakan hal yang sama. Tidak lama kemudian tubuh kami mengejang, dan seperti di komando kami berteriak, “Ah.. ah.. ah..” sambil dari kemaluanku kurasakan keluar cairan nikmat dengan denyut kenikmatan dari dalam kemaluan Tante N dan kami saling berpelukan dengan erat sambil terus menikmati kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Usai adegan yang tak mungkin kuhapuskan dari ingatanku, Tante N bertanya, “Kamu suka Dek? Mau kan lain kali kita ulangi lagi.” “Mau Tante.. kapan pun Tante mau, saya akan meluangkan waktu untuk Tante.” Tidak lama kemudian kami tertidur sambil terus berpelukan hingga keesokan harinya. Rekan-rekan pembaca, usai kejadian itu kami masih terus melakukan affair. Hal ini berakhir ketika saya menikah 4 tahun yang lalu. Beliau berkata, “Jangan hianati istrimu, karena Tante sudah merasakan bagaimana dihianati suami.” Sampai sekarang kami masih berhubungan baik, bersilaturrahmi dan saling memberi spirit di saat kami merasa jatuh. Saya sangat menghormati hubungan ini, karena pada dasarnya saya sangat menghargai Tante N sebagai istri dan ibu yang baik.
SOB... JANGAN LUPA MEMBACA DAN MELIHAT ARTIKEL DIBAWAH INI JUGA YA......
DIJAMIN SEGER N FRESH LAGI HEHEHEHE......

Tante Bugil ngocok

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Tante Bugil ngocok
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Tante Bugil ngocok
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...

Benih Bapak Mertua

Ini berawal saat ibunya sakit dan harus masuk rumah sakit dan Paul harus terbang ke luar kota untuk urusan bisnis yang amat penting. Paul tadinya tak setuju saat Emma meminta papanya, Jack, agar menginap di rumah mereka untuk sementara untuk menemaninya pergi ke rumah sakit, mengatakan padanya bagaimana hal itu akan mengganggu pikirannya karena dia adalah titik penting dalam negosiasi kali ini.

Dan pikiran yang sangat mengganggunya itu adalah karena dia curiga sudah sejak dulu papanya ada ‘perasaan lain’ pada Emma istrinya. Emma merasa sangat marah pada Paul, karena sangat egois dan dengan perasaan cemburunya itu. Bukan hanya kali ini Paul meragukan kesetiaannya terhadap perkawinan mereka dan kali ini dia merasa telah berada dalam puncaknya… dan dia tahu dia akan membuat Paul membayar sikapnya yang menjengkelkan itu.

Ketika itu terjadi, Jack tiba pada hari sebelum Paul terbang ke luar kota untuk bertemu kliennya. Dia tidak membiarkan kedatangan Jack mengganggu jadwalnya, meskipun dia akan membiarkan papanya bersama Emma tanpa dia dapat mengawasinya selama beberapa hari kedepan. Ini adalah segala yang Emma harapkan dan lebih, ketika dia menyambut Jack dengan secangkir teh yang menyenangkan…

Dia bisa katakan dari perhatian Jack yang ditunjukkannya pada kunjungan itu. Mata Jack berbinar saat dia tahu Paul akan pergi besok pagi-pagi benar, dan dia mendapatkan Emma sendirian dalam beberapa hari bersamanya. Emma sangat menarik, yang sungguhpun dia tahu sudah tidak punya kesempatan terhadap Emma, dia masih berpegang pada harapannya, dan berbuat yang terbaik untuk mengesankannya, dan menggodanya.

Emma tersanjung oleh perhatiannya, dan menjawab dengan mengundang bahwa mereka berdua dapat mulai untuk membiarkan harapan dan pemikiran yang telah dia kubur sebelumnya untuk mulai kembali ke garis depan itu.

Sudah terlambat untuk jam kunjungan rumah sakit sore itu, sehingga mereka akan kembali lagi esok paginya sekitar jam sebelas. Emma menuangkan beberapa gelas wine untuk mereka berdua sekembalinya dari rumah sakit petang itu.

“Aku harus pergi dan mandi… Aku kira aku tidak punya waktu pagi nanti”.

“Oh bisakah papa membiarkan showernya tetap hidup? Aku juga mau mandi jika papa tidak keberatan” Emma mau tak mau nati akan menyentuh dirinya di dalam shower, bayangan tangan Jack pada tubuhnya terlalu menggoda dan rasa marah terhadap suaminya sangat sukar untuk dienyahkan dari pikirannya.

Dia belum terlalu sering mengenakan jubah mandi sutera itu sebelumnya, tetapi memutuskan untuk memakainya malam ini. Hasrat hatinya mendorongnya untuk melakukannya untuk papa mertuanya, Paul bisa protes padanya jika dia ingin. Terlihat pas di pinggangnya dan dengan tali terikat, membuat dadanya tertekan sempurna. Itu nampak terlalu ‘intim’ saat dia menunjukkan kamar mandi di lantai atas. Emma meninggalkannya, dan kemudian kembali semenit kemudian.

“Aku menemukan salah satu jubah mandi Paul untuk papa” dia berkata tanpa berpikir saat dia membukakan pintu untuknya. Di dalam cahaya yang remang-remang Emma dapat melihat pantatnya yang atletis.

Mereka duduk bersama di atas sofa, melihat T.V. Dan setelah dua gelas wine lagi, Emma tahu dia akan mendorong ‘keinginan’ manapun yang Jack ingin lakukan. Dia sedikit lebih tinggi dari Paul, maka jubahnya hanya sampai setengah paha berototnya. Mau tak mau Emma meliriknya sekilas dan ingin melihat lebih jauh lagi. Dengan cara yang sama, Jack sulit percaya akan keberuntungannya untuk duduk disamping Emma yang berpakaian sangat menggoda dan benaknya mulai membayangkan lebih jauh lagi. Jack akan dikejutkan nantinya jika dia kemudian mengetahui hal sederhana apa yang akan membuat hasratnya semakin mengakar…

Besok adalah hari ulang tahun Emma, dan Paul lupa seperti biasanya, alasannya bahwa tidak ada waktu untuk lakukan apapun ketika dia sedang pergi, dan dia telah berjanji pada Emma kalau dia akan berusaha untuk mengajaknya untuk sebuah dinner yang manis ketika pulang. Kenyataannya bahwa Jack tidak hanya tidak melupakan, tetapi membawakannya sebuah hadiah yang menyenangkan seperti itu, menjadikan hatinya lebih hangat lagi. Dia seperti seorang anak perempuan kecil yang sedang membuka kotak, dan menarik sebuah kalung emas.

“Oh papa…papa seharusnya tidak perlu…ini indah sekali”

“Tentu saja aku harus…tapi aku takut itu tidak bisa membuat kamu lebih cantik cintaku… sini biarku ku pasangkan untukmu”

“Ohh papa!” Emma merasa ada semacam perasaan cinta untuknya saat dia berada di belakangnya. Dia harus lebih dulu mengendurkan jubah untuk membiarkan dia memasang kaitan di belakang, dan ketika dia berbalik ke arahnya, Jack tidak bisa menghindari tetapi matanya mengarah pada belahan dada Emma yang menyenangkan.

“Oh… apa rantainya kepanjangan?” ia berharap, menatap kalung yang melingkar diatas dada lezatnya.

“Tidak pa… ini menyenangkan” dia tersenyum, menangkap dia memandang ke sana lebih banyak dari yang seharusnya diperlukan.

“Oh terima kasih banyak…” Emma menciumnya dengan agak antusias dibanding yang perlu dilakukannya dan putus tiba-tiba dengan sebuah gairah dipermalukan. Kemudian Jack menangkap momen itu, menarik punggungnya seolah-olah meredakan kebingungannya dan menciumnya dengan perasaan jauh lebih dibandingkan perasaan seorang mertua.

“Selamat ulang tahun sayang” katanya, saat senyuman mereka berubah jadi lebih serius.

“Oh terimakasih papa” Emma menciumnya kembali, menyadari ini adalah titik yang tak bisa kembali lagi, dan kali ini membiarkan lidahnya ‘bermalas-malasan’ terhadapnya. Dia baru saja mempunyai waktu untuk merapatkan jubahnya kembali saat Paul menelponnya untuk ucapkan selamat malam dan sedikit investigasi. Paul ingin bicara pada papanya dan memintanya agar menyimpan cintanya untuk ibunya yang sudah meninggal. Mata Emma tertuju pada Jack saat dia menenteramkan hati putranya di telpon, mengetahui dia akan membiarkan pria ini melakukan apapun…

“Aku sangat suka ini pa…” Emma tersenyum ketika telpon dari Paul berakhir. Dia menggunakan alasan memperhatikan kalungnya untuk membuka jubahnya lagi, kali ini sedikit lebih lebar.

“Apa kamu pikir ini cocok untukku?”

“Mmm oh ya…” dia tersenyum, matanya menelusuri bagian atas gundukan lezatnya, dan untuk pertama kalinya membiarkan gairahnya tumbuh. Emma secara terbuka mempresentasikan payudaranya untuk kekasihnya, membiarkan dia menatapnya ketika dia membusungkan dadanya jauh lebih lama dibandingkan hanya sekedar untuk memandangi kalung itu. Dia mengangkat tangannya dan memegang mainan kalung itu, mengelus diantara dadanya, menatap tajam ke dalam matanya.

“Kamu terlihat luar biasa dengan memakainya” dia tersenyum.

Nafas Emma yang memburu adalah nyata ketika tangan kekasihnya telah menyentuhnya di sana, dan pandangannya yang memikat saat kekasihnya menyelami matanya memberi dia tiap-tiap dorongan. Mereka berdua tahu apa yang akan terjadi kemudian, sudah terlalu jauh untuk menghentikannya sekarang. Dia akan bercinta dengan papa mertuanya. Mereka berdua juga menyadari, bahwa tidak perlu terburu-buru kali ini, mereka harus lebih dulu membiarkan berjalan dengan sendirinya, dan walaupun kemudian itu akan menjadi resikonya nanti.

Emma bisa melihatnya sekarang kalau ‘pertunjukannya’ yang nakal telah memberi efek pada gairah kekasihnya. Gundukan yang terlihat nyata di dalam jubahnya menjadikan jantungnya berdebar kencang, dan kekasihnya menjadi bangga ketika melihatnya menatap itu, seperti halnya dia yang memandangi payudaranya.

“Kamu sudah cukup merayuku…kamu nakal!” Emma tersenyum pada kata-kata terakhirnya, memberi dia pelukan yang lain. Pelukan itu berubah menjadi sebuah ciuman, dan kali ini mereka berdua membiarkan perasaan mereka menunjukkannya, lidah mereka saling melilit dan memukul-mukul satu sama lain. Emma merasa tali jubahnya mengendur, dan Jack segera merasakan hal yang sama.

“Oh Jack…kita tidak boleh” dia menjauh dari kekasihnya sebentar, tidak mampu untuk hentikan dirinya dari pemandangan jubahnya yang terbuka cukup lebar untuk melihat ujung penisnya yang tak terukur membesar diantara pahanya yang kuat.

“Ohh Emma … aku tahu…. tapi kita harus” dia menarik nafas panjang, memandang pada perutnya untuk melihat kewanitaannya yang sempurna, telah merekah dan mengeluarkan cairannya. Detak jantung Emma bahkan jadi lebih cepat saat dia lihat tonjolannya menghentak lebih tinggi ke udara saat kekasihnya memandang bagian paling intimnya.

“Oh Jack sayang…” desahnya pelan saat kekasihnya memeluknya, jubahnya tersingkap dan dia terpana akan tonjolannya yang sangat besar di bagian bawahnya. Itu sepertinya memuat dua prem ranum yang membengkak dengan benihnya yang berlimpah. Dia tidak bisa hentikan dirinya sekarang… dia membayangkan dirinya berenang di dalamnya.

“Emma cintaku…betapa lamanya aku menginginkanmu…” katanya saat ia menggapai paha Emma.

“Oh Jack… seandainya aku tahu… setiap kali Paul bercinta denganku aku membayangkan itu adalah kamu yang di dalamku… papa termanis… apakah aku terlalu jahat untuk katakan hal seperti itu?”

“Tidak kekasihku…” jawabnya, mencium lehernya dan turun pada dadanya, dan membuka jubahnya lebih lebar lagi untuk agar tangannya dapat memegang payudaranya. Mereka berdua ingin memanfaatkan momen itu…

“Apakah kamu ingin aku di sana sekarang?”

“Oh Jack… ya… papa” erangnya kemudian mengangkat jubahnya dan tangannya meraih penisnya.

“Aku sangat menginginkannya”

“Oh Emma…. kekasihku, apakah ini yang kamu ingin?” dia mengerang, memegang jarinya di sekitar batang berdenyutnya yang sangat besar.

“Oh ya papa… penismu… aku ingin penis papa di dalamku”

“Sayangku yang manis…apa kamu menginginkannya di sini?” kekasihnya melenguh, menjalankan jemarinya yang pintar sepanjang celah itu, menggodanya, membuat matanya memejam dengan nikmat. Emma hampir merintih ketika dia menatap mata kekasihnya.

“Mmmm penis papa di dalam vaginaku”

“Ahhh anak manisku tercinta” Emma menjilat jarinya dan menggosoknya secara lembut di atas ujung kejantanannya yang terbakar, membuat kekasihnya merasa ngeri dengan kegembiraan.

“Kamu ingin jadi nakal kan pa…kamu ingin orgasme di dalamku” Emma menggoda, meninggalkan pembesaran tonjolan yang bagus, dan mengalihkan perhatiannya kepada buah zakarnya yang membengkak.

Sekarang adalah giliran kekasihnya untuk menutup matanya dengan gairah yang mengagumkan.

“Kamu ingin meletakkan spermamu di dalam istri putramu… kamu ingin melakukan itu di dalam vagina gadis kecilmu” Dia hampir menembakkannya bahkan waktu Emma menggodanya, tetapi entah bagaimana menahan ombak klimaksnya, dan mengembalikannya pada Emma, keduanya sekarang saling memegang pinggang satu sama lainnya.

“Dan kamu ingin benih papa di dalam kandunganmu kan… dalam kandunganmu yang dahaga… membuat seorang bayi kecil di dalam kandungan suburmu” dia tidak bisa semakin dekat kepada tanda untuknya… Emma telah memimpikan kekasihnya memberinya seorang anak, Emma gemetar dan menggigit bibirnya saat jari tangan kekasihnya diselipkan di dalam saluran basahnya.

“Papa… oh ya… ya… tolong… aku sangat menginginkannya…” Paul belum pernah punya keinginan membicarakan tentang hal itu… Emma tidak benar-benar mengetahui apakah dia ingin seorang anak, sekalipun begitu pemikiran itu menjadi sebuah gairah yang luar biasa. Bibirnya menemukannya lagi, dan tenggelam dalam gairahnya, lidah mereka melilit lagi dengan bebas tanpa kendali yang sedemikian manis. Emma membiarkan jubahnya terbuka seluruhnya sekarang, menekankan payudaranya secara lembut melawan dada berototnya, perasaan geli membuat cairannya lebih berlimpah. Jantungnya terisi dengan kenikmatan dan antisipasi, pada pikiran bahwa dia menginginkan dirinya…bahwa seluruh gairah Emma akan terpenuhi dengan segera.

“Oh gadis manisku yang jahat ” lenguhnya saat bibir Emma menggodanya.

“Aku akan pergi sebentar” dia tersenyum dengan mengundang saat dia menoleh ke belakang dari pintu.

“Jangan pergi” Emma melangkah ke lantai atas, jubahnya berkibar di sekitarnya lagi saat dia memandangnya. Emma tidak perlu merasa cemas, suaminya sedang berada jauh di sana dengan segala egoisme kesibukannya, dan Emma mengenal bagaimana kebiasaanya. Jantung Emma dilanda kegembiraan lebih ketika dia melepaskan jubahnya dan berjalan menuju dia… pada papa mertuanya… telanjang dan siap untuk menyerahkan dirinya seluruhnya kepada kekasihnya.

Ketika dia mendengar langkah kaki Emma pada tangga, dia lalu keluar dari jubahnya dan sekarang berlutut di atas permadani di depan perapian, menghadapinya ketika dia masuk, ereksinya semakin besar dalam posisi demikian. Emma berlutut di depannya, tangannya memegang obyek hasratnya, yang berdenyut sekilas, lembut dan demikian panas dalam sentuhannya. Matanya terpejam dalam kenikmatan murni saat Emma berlutut dan mencium ujung merah delima itu, matanya terbuka meresponnya, dan mengirim beberapa tetesan cairan lezat kepada lidah penggemarnya. Kekasihnya mengelus payudaranya dan menggoda puting susunya yang gemuk itu.

“Aku sudah siap pa… malam ini seutuhnya milikmu”

“Emma sayang, kamu indah sekali…” kekasihnya memujinya dan dia tersenyum dengan bangga.

“Oh Papa… kumohon. Aku sangat menginginkannya … aku ingin benihmu di dalamku”

“Sepanjang malam cintaku…” kekasihnya tersenyum, rebah bertumpu pada sikunya lalu menyelipkan tangannya diantara paha Emma.

“Kita berbagi tiap momen” Emma rebahan pada punggungnya, melebarkan lututnya membiarkan jari kekasihnya berada di dalam rendaman vulvanya.

“Ohh mmm papa sayang… ” Emma melenguh saat jari kekasihnya merangsang tunas kesenangannya tanpa ampun.

“Mmm betapa aku sangat memuja perempuan kecilku… ” kekasihnya menggodanya ketika wajahnya menggeliat di puncak kesenangan.

“Ohh papa… rasakan bagaimana basahnya aku untukmu”

“Apa anakku yang manis sudah basah untuk penis papa? Mmmm penis papa di dalam vagina panas gadis kecilnya…. penis besar papa di dalam vagina gadisnya yang panas, vagina basah…” kata-katanya diiringi dengan tindakan saat dia bergerak diantara pahanya, tongkatnya berdenyut dengan bernafsu saat dia mempersiapkan lututnya.

“Setubuhi aku pa… masukkan penismu ke dalamku”

“Sayang… Emma yang nakal… buka vaginamu untuk penis papa” tangan mereka memandu, kejantanannya membelah masuk kewanitaannya.

“Papa… sepenuhnya untukku kan?”

“Ya putriku manis… sperma yang penuh untuk kandunganmu… apa kamu akan membuat papa melakukan itu di dalam tubuhmu?”

“Ahh ya papa… aku akan membuatmu memberikan semuanya ke dalam tubuhku… ahh ahh ahh” Emma mulai menggerakkan pinggangnya…takkan menghentikan dirinya saat dia membayangkan itu. Mata mereka saling bertemu dalam sebuah kesenangan yang sempurna, mereka bergerak dengan satu tujuan, yang ditetapkan oleh kata-katanya.

“Papa akan menebarkan semuanya ke dalam kandunganmu yang subur… sperma papa akan membuat bayi di dalam kandunganmu Emma sayang” tangan kekasihnya mengayun pantatnya sekarang saat dia mulai menusuk lebih dalam, matanya menatap kekasihnya ketika dia menarik pantatnya yang berotot, mendorong lebih lanjut ke dalam tubuhnya… memberinya hadiah yang sangat berharga.

Penis besarnya menekan dalam dan panjang, buah zakarnya yang berat menampar pantatnya saat dia mendorong ke dalam kandungannya. Dia tidak bisa menolong, hanya melihatnya, setiap gerakan mereka yang mendatangkan nikmat… membayangkan waktunya akan segera datang… memancar dari kekasihnya… berenang di dalam dirinya… membuatnya mengandung anaknya. Dia menggelinjang saat kekasihnya menyusu pada puting susunya yang diremas keras, tangan besarnya meremas payudaranya bersama-sama saat dia mengocoknya berulang-ulang.

Dia berteriak, menaikkan lututnya setinggi yang dia bisa untuk memaksanya lebih dalam ke bagian terdalam vaginanya. Kekasihnya menghentak lebih cepat, meremas pantatnya untuk membuat sebuah lingkaran yang ketat pada vaginanya… momen yang sempurna mendekat dengan cepat saat dia menatap mata kekasihnya yang juga dipeluk selimut puncak surgawi. Emma memperlambat gerakan kekasihnya, menenangkannya ketika waktunya datang…

“Aku ingin menahanmu jauh di dalam tubuhku saat kamu keluar…saat kamu memompa benihmu ke dalam tubuhku”

“Oh sayang…ya manisku…tahan aku saat kukeluarkan spermaku ke dalam kandunganmu”

Dia merasa itu membesar di dalam cengkramannya, urat gemuk penisnya siap untuk berejakulasi, dan kemudian menghentak dengan liar, dan dengan masing-masing semburan yang dia rasa pancarannya yang kuat menghantam dinding kewanitaannya, membasahi hamparan ladangnya yang haus kekeringan. Bibir mereka bertemu dalam lilitan sempurna, tangisan Emma membanjiri kekasihnya kala kekasihnya menyembur dengan deras ke dalamnya. Punggung Emma melengkung, mencengkeram penisnya sangat erat saat ombak kesenangan menggulungnya. Dia ingin menahannya di sana untuk selamanya…

Jantung mereka berdegup sangat keras ketika mereka berbaring bersama, terengah-engah, sampai mereka bisa berbicara.

“Oh Tuhan Emma…aku sangat menginginkanmu…”

Dan untuk beberapa hari kedepan, tak ada sepatah katapun yang sanggup melukiskan momen itu…
SOB... JANGAN LUPA MEMBACA DAN MELIHAT ARTIKEL DIBAWAH INI JUGA YA......
DIJAMIN SEGER N FRESH LAGI HEHEHEHE......

Tante Bugil mandi

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Tante Bugil mandi
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Tante Bugil mandi
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...

Awal Dari Segalanya

Perkenalkan nama gw Rio umur gw 18 Tahun, gw sekolah di SMU Negeri di Jakarta Selatan sekarang gw udah kelas 3 dan dikit lagi pengen menempuh Ujian Nasional tapi itu masih lama, masih ada 4 bulan lagi ngehadapin UN. Sekarang lagi liburan sekolah karena abis Ujian Akhir Semester dan gw liburan hanya dirumah aja karena bokap dan nyokap gw sibuk dengan pekerjaan mereka yang padet banget paling kalo ada waktu luang saat libur nasional aja, itu aja kalo mereka gak ada janji sama rekan kerja mereka jadi lah gw sendiri trus di rumah. Kalo dirumah paling cuman maen Basket juga Berenang dan ngajak temen temen gw maen Futsal di Senayan. Kalo udah bosen paling ngenet dirumah trus tidur deh.Dasar anak SMU banget, gw paling males jalan ke Mall kalo alasannya cuman mau nongkrong soalnya gw paling gak suka sama kegiatan yang bikin bosen itu. Pagi hari pas pertama kali libur sekolah gw udah bt karena nyokap dan bokap gak ngijinin gw tuk jalan jalan sama temen sekolah gw ke BALI tuk tahun baruan. ”Mam… Rio mau jalan sama temen ke BALI lusa tinggal beli tiket doang ma, bolehnya?” ”Duh.. Rio kamu mau ngapain di BALI disana juga lagi ada musibah kan!Kamu tahu kan Gelombang di pantai lagi tinggi tingginya jadi mama gak setuju kamu ke BALI mendingan kamu disini aja sama temen temen kamu, kamu boleh deh bakar bakaran kaya tahun lalu.” ”Mam… disini udah gak ada temen lagi mam.., meraka udah pada ke BALI hari ini makanya Rio mau nyusul mereka ma!bolehnya?” ”Duh… kamu Rio kamu kan sudah besar kamu harus turut kata Mama dong!Papa sama Mama sibuk banget ne kejar target tuk akhir tahun” seru bokap gw sambil ngotak-atik Laptop kerja dan tangannya sambil mau nelpon. ”Tuh kamu dengar kan nak!Papa aja gak setuju kalo kamu mau ke BALI!Pokoknya setelah Mama dan Papa selesain kerja ini semua kita akan berlibur di BALI dan kamu mau apa aja mama dan papa akan beliin deh asal kamu tahan nafsu kamu untuk Ke BALI sekarang gimna!” Seru nyokap gw sambil ngelus kepala gw ”Em…. oke deh!” Seru gw seneng tapi dihati cembetut juga kesel banget ”Good!Nice Boy!”Seru bokap gw sambil nutup laptop dan jalan keluar rumah tuk berangkat kerja. ”Oh… iya Rio bilang sama Bibi nanti masaknya agak lebih banyak soalnya nanti ada client Papa mau nginep disini dan bilang juga sama Bibi makanannya yang enak enaknya!” ”Ok bos!” ”Pa… tunggu Mama dong!”Seru nyokap sambil mencium kening gw dan keluar menuju mobil. Setelah nyokap dan bokap pergi kekantor gw langsung ke dapur dan kasih tahu pesen Bokap ke Bibi. ”Bi!Kata Papa nanti masaknya yang enak juga spesial soalnya ada tamu Papa!Oh iya Bi jangan lupa beres beres tuk kamar tamu soalnya,tamu papa mau nginep Bi!Jangan lupanya Bi!” ”Oke den Rio!Sekarang Bibi kepasar dulu!” ”Ya udah, oh iya Bi!ada Mas Herri gak?” ”Ada den!Herry lagi cuci Mobil aden!” ”Ya udah!” Seru gw ke bibi dan gw langsung pergi ke halaman depan mau bilang ke Mas Herri kalo kolam renang harus dibersihin soalnya nanti ada tamu, kan gak enak kalo ada tamu rumah kotor!hehehe. Oh iya Bibi dirumah gw itu namanya Bi Hasnah dan Mas Herri itu dirumah sebagai satpam,tukang kebun juga semua semua yang berat deh. Bi Hasnah itu umurnya udah 50an lah dan Bibi Hasnah itu udah kerja sama keluarga gw udah sejak Nyokap dan Bokap Nikah dan Kalo Mas Herri ini kira kira masuk kerja pas gw kelas 3 SMP deh dan umurnya Mas Herri ini 27 Tahun masih muda tapi belum mau kawin, nyokap udah nyuruh Mas Herri kawin tapi dia bilang. ”Tunggu Tahun depan Nyonya uangnya belum terkumpul banyak!” Kata mas Herri ke nyokap dan nyokap gw ketawa aja, pokoknya di rumah gw itu semua udah jadi satu keluarga. ”Mas nanti kolam renang tolong bersihinnya soalnya nanti ada tamu Papa mau nginep disini, kan kolam udah kotor tuh!tolong dibersihinnya Mas!Oh iya Mas Her pas mas bersihin Mobil Saya ada CD Judulnya X2 gak di dalam mobil?” ”Wah den!Saya baru ngebersihin luarnya aja tuh!Nanti den saya cari CDnya deh, emang isi CDnya apa den?”seru Mas Herri sambil senyum kearah gw! ”Isi CDnya juga belum tahu mas soalnya itu punya temen yang ketinggalan di mobil!Mang Mas Herri pikir apa?Je… kotor pikirannya!Udah mas kawin deh cepet!” Seru gw sambil ketawa dan kedalem rumah ”Duh aden ngeledek ne!” seru Mas Herri sambil nyipratin busa kearah gw dan gw cepet kabur….. Setelah gw ngeledek Mas Herry gw kebelakang rumah mau olah raga dan gw ambil bola basket dan langsung kebelakang maen basket. Lagi asik asiknya maen basket mas Herri dateng dan nepak bola basket gw yang lagi gw shut ke arah ring dan bolanya kelempar ke kolam renang! ”Ya bolanya masuk kekolam renang deh!”ledek mas herri sambil ketawa ”Wah sialan loe mas!gw lagi asik maen basket ne!” ”Ya siapa suruh tadi ledekin Mas!” ”Oh bales dendam ne!Ok kalo gtu!” Seru gw dan Mas Herri senyum senyum doang sambil kedua telapak tangannya ngasih salam kaya orang sunda gtu!susah ngejelasinya pokonya kay gtu deh!. ”Mas ambil dong bolanya!gw mau maen ni!” ”Loh katanya musuh ambil sendiri dong!Kan bisa berenang!”ledek Mas Herri ke gw ”Ya udah awas aja loe nanti Mas gw bales!”seru gw sambil ngepal ke arah dia dan mas herri berlagak nangkis dan tersenyum. Akhirnya gw lepas baju gw yang udah keringatan dan gw langsung lompat ke kolam yang kotor banyak daun daunan dan Byur… suara badan gw menghantam air kolam dan langsung gw ambil bola basket gw dan gw berenang ke bibir kolam renang pas gw naik, Mas Herri nyeletuk sambil ketawa ke arah gw, ”Emang kalo pagi bawaanya nafsunya tinggi pangilan pagi aja belum kelar kelar” ”Maksudnya apa sih mas!” ”Tuh den punya aden lagi bangun gede banget tuh!” gw denger kaya gtu kaget dan pas gw liat gw lagi telanjang bulet dan kontol gw lagi konak gara gara bawaan pagi hari dan gw cepet nutupin kontol gw yang gede dengan bola, pas gw liat ke kolam celana gw lagi pengen tengelam didasar kolam. Gw emang gak pernah pake celana dalam kalo dirumah apalagi kalo mau tidur itu adalah kesuakaan gw. ”Ye… seneng banget loe mas!awas loe bener bener gw bales semua ne gara gara loe mas!coba gka loe buang bolanya pasti gak bakal gini” ”Ye… kok salahin mas sih!salah aden dong kenapa celananya gak dikencengin dulu dan salah aden kenapa gak pake celana dalem!” ”Seterah gw dong hak gw!”seru gw sambil natap mas Herri kesel dan muka gw memerah karena malu, untung aja dirumah cuman ada gw sama mas herri aja soalnya bibi lagi kepasar. Setelah gw kesel keselan sama Mas Herri gw langsung masuk kedalam rumah sambil telanjang bulet sambil nutupin kontol gw dengan bola basket dan pantat gw gw tutupin pake tangan gw malu gila! ”Mas malu dong!hehehe”seru Mas Herri nyamperin gw yang lagi jalan ke dalam rumah sambil basah basahan, gw langsung ke belakang ambil handuk gw dan gw langsung handukan. Setelah gw handukan bola basket yang gw pegang gw lempar kearah mas herri dan dia langsung nangkep ”Je…. masih ngambek!” ”Diem agh Mas!” seru gw kesel sambil jalan ke arah kamar gw dan pas gw naik tangga tangan mas Herri narik handuk gw dan handuk gw pun lepas dengan keadaan gw telanjang gw jatuh dibadan mas herri dan muka gw dan muka dia berhadapan dan paling gw kaget bibir gw dan bibir mas Herri saling nempel. Gw diem sejenak sampai gw terasa kalau kontol gw konak dan gw langsung bangun dari tubuh mas herri dan ngedumel ”Ngapain sih mas ngelakuin kaya gini nyari bahaya aja tau gak sih!”seru gw kesel sambil ngambil handuk gw dan gw handukan ”maff den saya cuman becanda!” seru mas herri sambil menyeluput lidah dibibirnya ”becanda loe mas gak lucu!”seru gw sambil naik ke kamar gw dan mas herri nyusul ke kamar gw sambil mohon maaf karena bercandaanya bikin gw kesel. ”Den rio maffin saya den!saya cuman becanda doang!”seru mas herri sambil narik tangan gw dan berlutut kaya mau sungekman, tindakan mas Herri ne gak wajar buat gw dengan sungkeman kaya gini biasanya mas herri tahu kalo gw cuman boongan doang kalo marah ke dia tapi ne kaya beneran. ”Mas Her… apa apaan sih, awas agh..” “Maffin Mas herri dulu den!” Seru mas herri sambil megang paha gw yang terselimuti handuk dan tiba tiba aja handuk gw melorot dan kontol gw yang konak ada didepan muka Mas Herri. Mas herri yang ngeliat keadaan kontol gw yang konak tanpa gw kira kontol gw dipegang dan disepong sama Mas herri dengan cepat dan seluruh batang juga kepala kontol gw juga biji peler gw juga. Gw kaget, ”Mas jangan, apa apa sih agh… agh…. mas!” seru gw tapi gw menikmati apa yang dikasih mas Herri saat itu sampai akhirnya gw menikmati sepongan Mas herri ke kontol gw dan ini pertama kali gw disepong dan ngelakuan seks sejenis dan saat mas Herri menikmati komtol gw, gw langsung ngelepas kontol gw dari mulut Mas herri ”kenapa den?aden suka kan!” ”egh…”anguk gw ”trus kenapa aden lepas, aden gak mau!” ”Kunci kamarmnya mas!” Seru gw dan mas herri kaya nerima perintah dan langsung dilakukan dan tubuh gw langsung ditindih oleh tubuh mas herri yang cukup atletis dengan otot tangan yang mulai terbetuk dan muka mas herri berhadapan dengan muka gw ”Ini yang mas Herri tunggu dari dulu!” ”Apa mas?” ”Mau menikmati tubuh aden yang bersih ini!” ”Nah mas sekarang Rio udah ada di depan mas herri sekarang lakuin lah!” seru gw mancing mas herri sambil memejam kan mata. Langsung mas herri mencium bibir merah gw dengan nafsu dan gw pun menikmati ciuman sejenis ini dan gw juga binggung kenapa gw dapet menikmati ciuman ini padahal gw lagi suka sama temen cewek di sekolah gw, tapi gw buang rasa itu dan gw menikmati permainan ciuman mas herri. Bekas kumis yang dicukur menyentuh kulit pipi gw dan gw bertambah nafsu dan gw peluk erat tubuh mas herri yang masih pake kaos dan celana. Tubuh gw dicium sama Mas herri mulai dari kepala, leher, pentil gw, ketek, perut, sampe ke kontol gw dan biji gw sampai dubur gw pun dijilatin sama Mas Herri. ”Mas kenapa mas jilatin ketek dan dubur Rio, agh…. agh…” ”Enak banget den!Mas suka sama bau badan den Rio!” ”agh… mas… herr!!agh… trus mas Rio suka!”seru gw ke mas Herri yang lagi nyepong kontol gw yang cukup panjang sekitar 17 cm dan gedenya tiga jari tangan gw. ”sluprs… sluprs… sluprs…”suara sepongan mulut Mas herri yang didalamnya ada kontol gw ”Mas buka bajunya dan celananya dong agh…. agh…. Rio juga mau liat!agh… agh…” akhirnya Mas herri buka baju dan celana yang dipakai sambil nyepong gw dan mas Herri langsung ngasih kontolnya ke arah gw dan gw sama Mas Herri main 69 dan saat gw liat kontol Mas Herri yang gedenya kaya botol coca cola dan panjangnya kira kira 20 cm hal itu bikin gw panik dan takut karena ini pertama kali gw nyepong kontol. ” Kok diliatin aja den!isep aja nanti juga suka malah nambah!”seru Mas Herri sambil nyepong lagi ”Iya mas…agh… agh…!!” gw beraniin diri nyepong kontol gede ini saat gw jilat ada rasa asin diujung lobang mungkin itu namanya percum dan gw menikmati aroma jantan Mas Herri dan langsung gw embat kontol gede itu ”Sluprs… Slurps…. sluprs…. ” suara mulut gw ngejilat kontol gede Mas Herri dimulut gw tapi gak masuk semua soalnya gede banget gw gak tahan banget akhirnya gw emut kepala yang merah keunguuan dengan nafsu dan Mas herri semakin cepat nyepong kontol gw terkadang emut biji peler gw dengan rakus, ”mas… agh… egh…. Rio… agh… gak tahan mau keluar agh… mas…. Rio keluar….!Agh… agh….” Air mani gw masuk kedalam mulut Mas Herri dan masuk kedalam tubuh Mas Herri semua. Mas herri masih aja nyepong kontol gw yang mulai lemes dan masih ngeluarain air kenikmatan gw masih nyepong kontol Mas Herri yang gede itu didalam mulut gw dan Setelah kontol gw lemes Mas herri maksain kontol gw trus bangun dengan nyepong dan nyedot nyedot sampai akhirnya kontol gw bangkit lagi dan lebih kenceng dan Mas Herri semakin beringas nyepongnya dan Saat gw nyepong kontol Mas Herri tiba tiba aja kontol Mas Herri berdenyut kecang dan panas. Crot.. crot.. crot… crot… air mani Mas Herri masuk kedalam mulut gw dan banyak banget sampe gw kesedek dan gw lepasin kontol Mas Herri yang lagi ngeluarin air mani yang masih banyak dikasur gw namun langsung gw buru buru gw sepong kontol Mas Herri dan air mani yang asin sedikit manis masuk kedalam mulut gw dan gw telen semua, awal rasa yang aneh muncul tapi itu gw buang jauh jauh dengan terus menikmati kontol Mas Herri yang masih konak aja padahal udah keluar. “Mas udah agh… agh… Rio mau pergi agh.. agh… mas lepasin kontol gw agh…!” seru gw ke Mas Herri dan Mas Herri begitu kecewa disuruh ngelepasin kontol gw dar mulut dia. ”kenapa Den?aden gak mau!” ”Gak mas, gw udah ada janji sama Abi juga sama temen temen gw mau jalan!kalo mau nanti aja kalo gak kapan deh lagi!”seru gw sambil bangun dan duduk disamping Mas Herri dan memeluk tubuhnya sambil megang kontol yang masih tegak berdiri dan sambil mencium leher Mas herri. ”Ya udah den, tapi aden harus ngeluarin dulu air kenikmatan punya aden di badan Mas sambil aden ngocok!boleh kan den!” seru Mas Herri ke gw dan gw menganggukkan kepala berarti setuju dan gw coli didepan muka Mas Herri terkadang gw masukin kedalam mulut Mas Herri dan Mas Herri gak mau ngelepasin dan malah coli pake mulut hot Mas Herri dengan beringas Mas Herri nyoliin kontol gw dengan mulutnya dan Crot… crot… crot… crot…. semburan air kenikmatan kedua gw semua ditelan sama Mas Herri dan gw langsung ninggalin Mas Herri sambil coli sendiri ditempat tidur dan gw mandi bersihin badan. Sekitar 10 menit gw didalam kamar mandi dan udah wangi gw keluar kamar mandi dan gw masih ngeliat Mas Herri masih menikmati air mani yang masih ketinggalan di seprai gw. ”Den udah selesai!wangi banget den, bikin tambah nafsu!”seru Mas Herri sambil mendekat dan mencium aroma tubuh gw ”Eit… Gw udah bersih jangan loe kotorin lagi ntar malah bau kenikmatan!”seru gw sambil megang kontol mas Herri dan langsung menuju lemari dan gw berpakaian lalu gw ngambil hp. ”Mas kunci mobil dimana?”Seru gw sambil ngaca, dan jawab Mas Herri ”Ini disini ambil dong!”Kata mas Herri sambil nunjuk kearah kontol gede yang ada gantungan kunci mobil gw, dan gw dateng sambil jongkok dan ngemut kontol mas Herri dan gw dapetin kunci mobil gw ”Dasar Mas Herri!Mas tolong bersihinnya jangan sampe ada bau kenikmatan yang tertinggal nanti Mama dan Papa tahu apa yang kita lakuin!” ”Oke deh!” Setelah semua yang gw dapetin udah ada ditangan gw langsung caou pergi ketempat temen gw yang entah siapa yang akan gw datengin,sebenernya gw boong sama Mas herri mau pergi sama temen tapi karena gw takut ada kejadian yang bikin gw tambah kacau dan malah bikin gw tambah parah gw langsung ngejauh dari rumah. Gw keluar cuman dengan celana jeans kaos juga jaket yang gak pernah gw tinggalin, gw langsung ketempat temen gw yang didaerah depok yang rumahnya diperumahan yang cukup wah untuk didaerah depok.Setelah gw pikir pikir kenapa gak ketempat Abi aja kan rumahnya di perumahan itu juga akhirnya gw ketempat Abi. Jarak dari rumah gw kedepok sekitar satu jam karena daerah depok dengan rumah gw begitu jauh dan macet pula, dalam perjalanan gw nonton tv dimobil saking bosennya gw nonton akhirnya gw buka album film gw dimobil pas gw bongkar bongkar kaset X2 itu ada ditempat album lagu. CD X2 itu punya Abi temen Tim Basket gw, Abi itu idola cewek disekolah selain gw!hehehehe Saat gw inget Abi gw inget dengan lekuk tubuh atletis yang udah berbentuk dan aroma tubuhnya yang hot banget bikin gw konak dan tambah nafsu lagi. ”Loh kok gw mikirin tuh anak!wah gw mulai jadi nafsu sama cowok ne!!Dasar mas Herri bikin terkomtaminasi ne pikiran gw!” Akhirnya gw bisa nemuin juga CD yang dicari Abi tempo lalu didalam mobil gw,dan pesen si Abi CDnya gak boleh dibuka tapi karena udah gak ada kerjaan didalam mobil yang lagi macet diluar gw setel. Pas gw masukin dan mulai On muncul dimonitor gw Welcome Boys in The world G!, Gw sempet binggung apa maksudnya pas kelanjutannya tahu tahunya film bokep homo.Di CD seorang siswa SMU sedang ditelanjangin sama seniornya di kamar mandi sekolah dengan paksa dan tanggannya di ikat dan mulutnya diciumin oleh 3 Senior yang ganteng ganteng dan celana nya dirobek oleh senior dan kontol sang junior langsung disepong dan pantat junior di jilatin lalu di entot dnegan penuh nafsu biadab oleh seniornya namun junior menikmati permainan kasar sang Senior dan akhirnya ikatan junior dilepas dan mereka berempat menikmati permainan 4 in 1 dan gw dimobil konak mampus ngeliat kejadian yang ada didepan mata gw, sambil nyetir gw ngelus ngelus kontol gw yang udah konak dari tadi.Gak terasa gw udah masukin kota depok, kota yang penuh kemacetan dan nafsu birahi yang akan gw dapetin nanti sama Abi karena gw udah tahu kalo Abi suka sama cowok juga, gw sengaja gak hubungin Abi biar jadi suprise tuk cowok kedua yang akan gw nikmati tubuhnya. Walau gw bukan homo dan Gay tapi gw menikmati air kenikmatan dan sepongan juga menyepong yang udah diajarin sama Mas Herri. Saat sampe kedepan pintu masuk perumahannya Abi gw di stop mau ditanya mau kemana!Biasa perumahan sekarang kaya gtu dan gw bilang mau kerumah Abi di blok ….. No …. dan satpamnya ngijinin gw masuk dan sebelum masuk gw liat satpam yang nanyain gw itu ganteng banget dengan celana ketat yang satpam pakai bikin gw tambah horni! Mobil gw taruh didepan rumah Abi yang tanpa pagar besi hanya pekarangan aja yang ada didepan mata gw, saat gw mau pencet bel tiba tiba aja pembantu Abi ngeliat gw dan nanya ke gw, karena udah kenal Bi Ani namanya langsung nyuruh gw masuk, ”Masuk aja den Rio kedalam, den Abinya lagi dikamar!” ”Makasihnya bi!” Akhirnya gw masuk kerumahnya Abi dirumahnya itu gak ada siapa siapa keculi bibi dan Abi dikamar, seperti dirumah gw Abi keluarga sibuk juga jadi gw sama dia bisa dibilang CS-an. Saat gw naik kekamar Abi, gw langsung buka pintu kamar Abi dan gw ngeliat Abi lagi asik tidur dengan menggunakan selimut dengan bertelanjang dada.Otak kotor gw langsung naik dan gw kunci kamar Abi dan buka baju juga celana gw dan gw telanjang didepan Abi tapi gw gak langsung tancap gas, gw ngerjain Abi dengan Miss call dia biar bangun dan gw ngumpet di bawah ranjang dia. ”Tut… tut… tut… tut…!”suara di Hp gw ”Bi ada telepon tuh angkat gih ! ”seru seseorang didalam selimut dan gw kenal banget dengan suara itu, gw kaget banget dengan apa yang gw denger saat itu Abi sama Samuel lagi ada dikamar dan lagi telanjang! ”Agh… sam paling juga anak anak yang lagi liburan diBALI ! ” kata Abi males ngkat telpon dari gw, tapi Abi bangun sambil narik selimut dna selimut itu jatuh kebawah. ”Siapa Bi !” “Rio!” “Rio!angkat gih tumben tuh anak telpon!” Seru Samuel sambil meluk Abi dan mencium leher Abi ”Hallo !Kenapa Io ?Loe gak iku sama anak anak keBALI ! ” ”Gak Abi, gw boleh sama nyokap gw!Oh iya CD yang loe yang ilang dimobil gw udah ketemu tahu tahunya ada ditempat kaset gw!” ”CD apa sih Bi?”tanya Sam ke Abi sambil berbisik ”CD bokep homo yang gw sengaja taruh dimobil Rio biar bisa kita nikmatin dia!”Seru Abi sambil mencium bibir Sam yang ganteng mampus ”Hallo Bi, loe lagi ngomong apa sih!” ”Agh… engak!Eh Io sekarang loe ada dimana?” ”Gw ada di rumah loe tepatnya didepan kamar loe!” Seru gw ke Abi, dan abi kaget banget dna panik ”Sam!Abi ada diluar ne kita harus beres beres!” ”Agh.. loe becandaan aja!yang bener loe!” seru sam ”Io, loe becandakan?” ”gak lah gw udah nugngu loe lama banget ne!” ”Sam dia gak becanda”Akhirnya Abi dan Sam panik bukan kepayang dang gw keluar dengan telanjang bulat dari bawah tempat tidur. ”SamLoe ngapain?udah kita terusin aja!” ”Io!”seru Sam dan Abi kompak ”Iya gw, loe mau ini kan!”Seru gw sambil ngasih kontol gw yang udah konak kedepan muka Sam dan Abi yang masih ada ditempat tidur ”Io!apa apaan sih loe!”Seru Abi keras dengan muka memerah, tapi gw tangepin dengan dingin. Gw langsung rebahan ditempat tidur yang bau air kenikmatan itu ”Udah lah bi!kalo loe gak mau Sam juga mau kan?”kata gw sambil ngedepin mata dan ngocok kontol gw yang udah konak, tanpa berpikir panjang lagi gw langsung nyepong kontol Sam yang ada didepan mata gw dan sam menikmati sepongan gw sambil mintil mintil pentilnya!Abi yang kaget masih aja diem dan langsung bangun dari tempat tidur dan gak tahu dia pergi kemana gw masih asik sama Sam yang kontolnya hampir sama dengan gw hanya Sam lebih gede karena Sam anak Indo Jerman, lagi asik nyepong kontol Sam. Sam ngajak 69 dna gw makin semangat ngelakuin sepongan yang tadi diajarin sama Mas Herri gw rasain kontol Sam mulai ngeluarin percum yang nikmat banget dengan lahap gw jilat semua. Tiba tiba aja Abi dateng dan langsung ngejilatin pantat Sam yang kebetulan diatas gw dengan lahap dan kadang gw sama Abi ciuman juga dan nyepong kontol Sam bareng, jari Abi masuk kedalam pantat Sam ”Aduh…. au… au… enak Bi!trus…agh… sluprs… sluprs….” Abi masih asik cium gw dengan penuh nafsu dan jari jemarinya lagi asik masuk kedalam lobang kenikmatan Sam, Jari abi keluar masuk didalam lobang Sam sampai akhirnya Abi ngejilat lobang Sam sampai becek dan dengan cepat kontol Abi yang cukup gede diantara gw dan Sam masuk kedalam lobang kenikmatan dan Sam menjerit kecil sambil nyepong kontol gw yang ada didalam mulutnya ”Agh… pelan pelan Bi…agh… agh…. !” Seru sam sambil nyepong kontol gw semakin cepat dan gw pun ngelakuin hal yang sama dengan kontol putih milik sam, kontol Abi yang sedang masuk sedang penitrasi dengan lobang Sam saat sudah santai Abi mulai ngentot dengan perlahan lahan dan eluhan sam bikin tambah nafsu gw untuk nyepong dan goyangan dari pantat Abi ke lobang Sam bikin gw pengen nyepong kontol Abi. ”Bi, kontol loe dong !agh… agh… !trus sam sepong trus !!agh… ” seru gw ke Abi, abi yang masih enak ngentot ngeluarin kontol gedenya dari lobang kenikmatan dan langsung gw sepong sekaligus dua kontol gede dan abi narik kontolnya dari mulut gw dan masukin ke kelobang Sam dan sam pun ngerintih tapi itu bikik suasan tambah Hot dan seterusnya Abi, Sam dan gw ngeseks.Abi semakin beringas ngentotnya dan Sam semakin hot nyepongnya keringat yang keluar bikin nafsu untuk terus menikmati permainan seks sejenis ini. “agh…. agh… lebih cepet bi”seru Sam sambil terus nyepong kontol gw dengan lahap dan rakus kaya makan es krim. ”sial pantat loe sumpah gokil enak banget!agh…. sempit agh….” kata Abi sambil geplak pantat Sam dengan kasar dan sam semakin cepat nyepong kontol gw dan gw semakin horni banget. ”Sam gw mau keluar ne!agh… agh… terus Sam agh…” ”Sabar Io, gw dikit lagi juga keluar!”kata Abi ”Bareng bareng aja bro gw juga dikit lagi, agh…. enank banget Io mulut loe agh….” Dan sekitar 3 menit, Crot… crot… crot… crot…. air kenikmatan masuk semua kedalam mulut dan tubuh Gw, Sam juga Abi, Sam masih nyepong kontol gw, dia gak mau ngelepasin iar kenikmatan yang jatuh dan gw pun begitu Kontol Abi masih ada didalam Pantat Sam dan dikocok didalam, air kenikmatan Abi keluar dari pantat Sam dan kena kemuka gw dan langsung gw jilat dengan lidah gw dan wao… nikmat banget!Abi langsung narik kontolnya dari pantat sam lalu abi maju kedepan mulut sam untuk disepongin dan Sam pantatnya turun langsung gw jilat pantat yang udah dibobol Abi, air kenimatan keluar dan langsung gw jilat!agh…. nikmatnya. Sampe gw lupa kalo gw lakilaki normal yang sangat menikmati permainan seks sejenis!agh… Setelah puas Gw, Abi dan Sam tidur ditempat tidur yang udah gak tahu lagi seprai juga selimut pada kemana udah acak acakan kamar Abi. Gw tidur dipundak Abi sambil nenen di dada Abi. Sam yang ada ditengan masih asik maenin kontol Abi yang gede dan kontol gw. ”Io, kok loe mau ngelakuin hal ini!” ”Gw gak tahu juga Abi, gw jadi nafsu sejak gw nonton CD yang loe kasih!”Seru gw dan gw langsung cium Abi dengan penuh kasih sayang ”Bi, loe hebat banget!entotan loe hot banget!agh….” ”Pantat loe juga sempit!gw suka sama pantat loe” Akhirnya gw, sam, abi tidur dikamar karena cape banget maen Three Some walau gw pemula gw cukup handal.Saat gw sadar dari bangun gw kaget dikamar udah gak ada siapa siapa, pas gw duduk ditepat tidur gw denger ada yang lagi mandi.Gw langsung samperin dan Abi sama Sam lagi asik mandi sambil tiduran di bath up yang gak ada air hanya air pancur yang bikin berisik dan gw langsung nimbrung didalam gw masuk kedalam bath up yang sudah penuh dengan Badan Abi juga Sam. Abi dan Sam lagi asik main 69 didalam Bath up. ”Io, udah bangun loe!sini kontol loe gw mau sepong!” langsung gw kasih kontol gw yang mulai menegang dan disepong sama Abi, gw remes kepala Abi kadang gw cium dia dan sepong kontol Sam. “Io!itu hp loe bunyi!” “udah biarin aja!” “agh…. Agh…. Siapa sih!”terus Bi terus agh….!” ”udah liat dulu aja!”seru Abi, akhirnya gw keluar dari kamar mandi dengan badan yang basah. Hp gw masih bunyi dan pas gw liat no bokap. ”Hallo Pa!Kenapa?” “Kamu dimana Io!” ”Rio lagi ada di depok dirumah temen,kenapa Pa?” ”Oh… kamu bisa pulang sekarang gak soalnya papa sama tamu papa mau sampe kerumah sekitar 2 Jam lagi, sekrang Papa ada dibandara jeput Teman Papa!Kamu bisa beli makanan kecil atau buah!soalnya kata bibi buah kita dirumah abis!” ”Ya bisa pa!” seru gw, tiba tiba Abi dan Sam keluar dari kamar mandi dan langsung ngerayangin gw, Abi ngejilat tubuh gw dan nenen ke dada gw. Sam lagi asil maenin kontol gw. ”Duh…”seru gw karena pantat gw di tusuk pake jari Sam ”Kenapa Io?” ”Agh… gak apa apa Pa, Rio cuman kepentok!” “Ya udah kamu cepet pulangnya!” “Baik Pa!” Kata gw, Abi sama Sam emang gila banget gw lagi nelpon aja masih sempetnya dia make gw!terlebih Sam gokil gw nahan desahan kenikamatan, Abi masih ngulik ngulik pantat gw dengan lidahnya! ”Friend gw harus balik duluan ne!bokpa gw nyuruh gw balik!agh…” ”Tapi gw lagi asik sama pantat loe Io!please baliknya nanti aja, tuh liat Sam lagi nyepong kontol loe!” ”Duh sorry banget ne, coz ada tamu nanti yang dateng kerumah gw dan makan malam bareng!agh… sam udah sam….takut keluar ntar!” ”Agh… biar aja keluar io!” Seru sam yang makin asik nyepong kontol gw tapi karena gw udah ada keperluan gw lepasin kepala Sam dari kontol gw dan Abi dari pantat gw. Langsung gw ambil baju dan celana gw lalu gw pake, tapi pas mau keluar Abi dan Sam udah nunggu di depan pintu dan ngasih ciuman perpisahan. Saat gw turun dari kamar Abi ada Bokapnya lagi nonton TV dan gw sekalian pamit! ”Om… saya pulang dulu!” ”eh… nak Rio, oh iya hati hati!” ”Baik om!” Langsung gw masuk kedalam mobil dan tancap gas ke rumah sebelum balik kerumah gw ke supermarket beli buah dan makanan kecil di depok. ”Hallo Bibi!ini Rio bi!” ”Oh iya kenapa den!” ”Bi, siapin makanannya juga ruang makan, tamu papa sejam lagi mau dateng tolong siapinnya bi!Oh iya jangan lupa kamar tamunya beresen!” ”Baik den, Oh iya Nyonya sudah dateng dari tadi.Aden lagi dimana?” ”Bilang saja sama mama kalo saya masih dalam perjalanan mau kerumah!” ”biak den!” Pas gw dateng Mas herri lagi siap siap buka pintu rumah gw, ”Dari tadi dicariin tuh den!sama nyonya!dari mana sih!” ”ada deh!oh iya papa belum dateng!” ”belum!ya udah gw masuk dulu mau mandi udah bau ne!eh kamar udah bersih belum ?awas loe kalo masih ada kenikmatan didalam kamar gw, entar gw entot sampe gak kuat lagi loe!” ”mau dong di entot sama aden!hehehe, udah beres kok den!wangi lagi!” ”ntar kalo gw udah nafsu gw babat loe!ya udah loe jagain ne mobil!” ”beres” Akhirnya gw masuk kedalam rumah dan nyokap gw udah rapi siap menanti temen bokap yang mau dateng ”Rio, kamu dari mana aja sih!” ”dari rumah temen kok ma!ne ada pesenan dari papa!Tadi Rio abis mampir ke Supermarket!Rio mandi dulunya ya ma udah bau ne!” ”ya udah sana, pakai pakaian yang rapihnya Io!” ”beres Ma!”akata gw sambil naik keatas, sampai gw dikamar. Gw liat kamar gw udah beres, bersih juga wangi dan gw langsung beres beres badan yang udah kotor ngeseks melulu padahal ini seks pertama gw. Didalam rumah Papa udah dateng dengan Temennya, ”Mama ne Pak Setyo Kuncoro, Dia ini Pemilik perkebunan sawit yang terbesar di Kalimantan dan papa lagi ngebahas kerja sama perusahaan kita dengan Pak Setyo ini” ”Hallo, Wah masih muda udah jadi pemilik Perkebunan Kelapa Sawit, yang terbesar lagi!Hebat ya!” ”Duh, Pak Anto Permana ini berlebihan!Pak Anto jangan panggil saya Bapak saya masih 26 tahun kok!jadi panggil saya Setyo saja kan kita tidak lagi dikantor!” ”Ah… bapak bisa aja!ups maff, nak setyo bisa saja!” ”Wah masih muda banget!Saya kagum dengan Nak setyo ini semoga aja anak kita bisa kaya nak setyo ini ya Pa!” ”Iya ma,Oh iya Rio dimana Ma?” ”Rio lagi dikamar lagi siap siap!” ”Oh… Nak setyo mari saya kasih tahu kamar tidurnya dan silahkan beres beres dulu biar kami persiapkan jamuan makan malam dulu!” ”Oh iya pak!Terima kasih, mari bu!” ”iya Nak setyo!” Setelah gw selesai mandi dan berpakaian gw langsung turun, saat turun gw liat cowok ganteng, putih, tinggi, rambutnya mohak orang kerja gtu rapi banget mukanya rada rada mirip Evan Saders VJ MTV itu badanya juga mirip Evan gila Hot mampus.Gw langsung tanya dia siapa takutnya temen kerja papa, tapi kok masih muda banget takut salah gw. ”Maaf mas!Mas ini siapanya?” ”Oh… nama saya Setyo!egh… kamu anak Pak Antonya!” ”Oh iya mas saya anak Pak Anto, mas ini temen papa!” ”Iya!” Tiba tiba bokap dateng dan langsung ngenalin gw ke Mas Setyo, ”Rio!Ne temen Papa namanya…!” ”Mas Setyo kan Pa !” ”Loh kok mau tahu!” ”Iya lah tadi aku udah kenalan sama Mas Setyo!” ”hahahahaha……” semua tertawa.Gw, Nyokap, Bokap dan Mas Setyo langsung ke arah ruang makan. ”Nak Setyo mari kita makan, pasti sudah lapar kan dari Kalimatan jauh!” ”Agh… Ibu bisa aja!” ”Oh iya Io, Mas Setyo ini Pemilik Perkebunan Kelapa Sawit yang terbesar di Kalimantan loh!Hebat kan Mas Setyo!” ”Wah… hebat banget!” ”Agh… Bapak ini muji saya terus, saya jadi malu pak.Toh Perkebunan itu kan juga yang punya Papa saya, saya cuman nerusin saja pak!” ”Tapi hebat loh mas!” ”Ya sudah, ngobrolnya nanti saja setelah kita makan dulu. Kasihan Mas Setyonya udah laper tuh!” Akhirnya keluarga gw dan Mas Setyo makan malam bersama, setelah makan malam Papa,Mama dan Mas Setyo ngobrol tentang masalah bisnis walau santai mereka sangat profesional. Gw jadi kagum dengan cara Nyokap dan Bokap gw dalam bisnis makanya gw mau jadi kaya mereka bisnis men!Cukup lama juga mama, papa ngobrol dengan Mas Setyo. Kira kira saat jam 10 malam obrolan mereka selesai mungkin harus istirahat karena Mas setyo harus rapat dengan rekan rekan Papa dikantor untuk ngebahas masalah proyek. ”Rio, kamu belum tidur!Jangan tidur malem malemnya!” seru nyokap ke gw sambil menuju kamar tidurnya bersama Papa ”Oke ma!Pa” ”Nak Setyo sudah malam, kami tidur duluan!Mari selamat malam!” ”Oh… iya pak!” seru mas Setyo sambil melangkah ke arah gw yang lagi asik nonton Box Office di TV ”Rio, udah kelas berapa sekarang?” ”Saya kelas 3 SMU mas!” seru gw sambil serius nonton tv ”Oh… jurusan apa?” ”IPS mas!” ”Nanti mau ngambil jurusan apa dikuliah nanti,Trus mau kuliah dimana?” ”Mau ngambil Ekonomi, Bisnis Manajemen!Paling mama suruh aku masuk UI biasa lah mas kalo orang tua pengennya masuk yang bonafit gtu kalo kuliah!”kata gw sambil natap mas setyo yang duduk diatas kursi ”bagus lah kalo gtu!” ”Oh iya mas, mas dulu kuliah dimana?” ”Mas dulu kuliah di UI juga jurusan sama kaya kamu nanti!” ”wah bisa bantu saya dong mas!”Kata gw semangat sampai gw duduk disamping dia, Mas setyo orangnya cool banget, seru, pinter juga frendly banget terlebih dia ganteng dan aroma parfumnya itu bikin gw mau nyepong kontolnya!Udah pake baju dan celana jeans yang pas di badan, keliatan semua otot atletis Mas setyo bikin gw nafsu banget. Untung aja gw masih inget kalo dia orang penting dan gak mungkin kalo di homo atau gay, gila aja punya perusahaan besar gtu!Tapi itu gak bikin masalah kali aja mas Setyo Biseks.amin ”Mas hanya kuliah di UI aja?” ”Gak, setelah selesai S1 Mas setyo langsung ngambil S2 di UI lagi!” “wah Mas Setyo pinter!Mas jadi lama di Jakarta dan Depok juganya?” ”Iyalah, Setelah ngambil S2 baru megang perusahan papa!” ”Wah hebat banget!”seru gw kagum dengan apa yang didapat oleh Mas Setyo ”Mas bisa gaknya saya kaya Mas!”
SOB... JANGAN LUPA MEMBACA DAN MELIHAT ARTIKEL DIBAWAH INI JUGA YA......
DIJAMIN SEGER N FRESH LAGI HEHEHEHE......